TEMPO.CO, Jakarta - Wuling Indonesia berhasil menjual 6.000 unit mobil listrik selama kurun waktu empat bulan belakangan ini. Direktur Marketing Wuling Indonesia, Dian Asmahani mengungkapkan peluang pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat besar.
Apalagi, kata Dian, pemerintah telah memberikan sejumlah insentif dan Kemudahan bagi pembeli kendaraan listrik tersebut.
Baca: Pengembangan Kendaraan Listrik di RI Terkendala, Kemenko Marves: Masih Kalah Saing
"Ini tak lepas dari dukungan pemerintah yang memberikan banyak hal termasuk insentif dan sosialisasi," ujarnya dalam acara Tempo Green Economy 2023 di Jakarta pada Rabu, 14 Desember 2022.
Selain itu, Dian mengatakan kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dalam pemenuhan atau peningkatan kapasitas listrik di rumah pelanggan juga mendorong penetrasi kendaraan listrik ke pasar Indonesia.
Kendaraan listrik lebih hemat
Di sisi lain, Dian menilai peluang industri kendaraan listrik di Indonesia sangat besar. Pasalnya, ke kesadaran mesyarakat Indonesia terhadap isu lingkungan, khususnya pada produk ramah lingkungan semakin tinggi. Selain itu, kendaraan listrik juga lebih hemat dari sisi pajak maupun konsumsi energinya.
Dian menyebutkan satu unit mobil listrik Wuling, membutuhkan biaya perawatan 3,9 juta untuk 5 tahun. Pemerintah pun telah memberikan sejumlah keringanan pajak hingga kini hanya Rp 800 ribu per satu tahun.
Lebih jauh, ia membandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mobil listrik dengan mobil berbahan bakar fosil. Untuk menempuh 300 kilometer perjalanan, mobil listrik membutuhkan 267 kWh dengan biaya sekitar Rp 50 ribu. Sedangkan mobil berbahan bakar minyak (BBM) memerlukan biaya sekitar Rp 750 ribu untuk jarak tempuh yang sama.
"Jadi opportunity sangat tinggi, dari segi ekonomis dan ramah lingkungan," tuturnya.
Selanjutnya: Pada 16 Oktober 2021 pemerintah telah ...