TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi soal potensi pergerakan masyarakat pada masa Natal dan Tahun Baru 2022/2023. Hasilnya, masyarakat dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek menjadi yang paling dominan melakukan perjalanan saat Nataru nanti.
"Prediksi pergerakan didominasi oleh Jabodetabek sebanyak 7,1 juta orang," tuturnya saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI pada Selasa, 13 Desember 2022.
Angka tersebut mencapai 16,5 persen dari total pergerakan nasional sebesar 44,2 juta orang. Setelah Jabodetabek, diperkirakan mobilitas tertinggi ke dua dilakukan oleh masyarakat di Jawa Timur sebanyak 6,2 persen atau sebesar 14,5 persen. Kemudian Jawa Tengah sebanyak 5,8 juta orang atau 13,6 persen, Jawa barat 4,4 juta orang atau 10,2 persen dan Sumatera Utara 3 juta orang atau 6,9 persen.
Sementara itu kota tujuan perjalanan terbanyak adalah Yogyakarta, yakni sebesar 19,7 persen atau mencapai 1,9 juta orang. Kemudian perjalanan ke Kabupaten Bandung yang mencapai 17,5 persen atau sebanyak 1,3 juta orang, Malang 14,6 persen atau 1,19 juta orang, Kota Bandung 10,5 persen atau 1,18 juta orang, dan Kabupaten Bogor sebesar 8,2 persen atau sebanyak 988,8 ribu orang.
Pergerakan masyarakat pada masa Nataru akan didominasi dengan mobil pribadi sebanyak 28,26 persen dan sepeda motor sebanyak 16,47 persen.
Adapun pada momen Nataru kali ini, pemerintah tak lagi menerapkan pembatasan pergerakan. Namun Budi mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi masyarakat yang berniat bepergian pada liburan Nataru ini. Mengingat, dalam sepekan ini tren kasus Covid-19 cenderung meningkat.
"Perlu diingat pendemi Covid-19 belum berakhir sepenuhnya," kata Budi.
Untuk memastikan angkutan Nataru 2022/2023 berjalan dengan lancar, aman dan selamat, Kemenhub akan tetap menerapkan protkol berdasarkan Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 24 dan Addendum SE 25 dan Inmendagri Nomor 48 dan 49 Tahun 2022.
Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi pada seluruh moda transportasi akan tetap diterapkan pada masa Nataru ini. Kemenhub juga akan melakukan inspeksi atau rampcheck untuk memastikan kelaikan sarana dan prasarana transportasi menjelang momen Nataru tahun ini.
Kemenhub juga akan menerapkan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada jalan tol maupun non tol seperti Contra Flow, One Way, Pembatasan operasional angkutan barang, manajemen rest area dan lain sebagainya. Terlebih, penggunaan moda terbanyak masih menggunakan angkutan jalan tol sekitar 67,95 persen.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini