TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo menilai pelonggaran pembatasan sosial atau lockdown di Cina akan berdampak positif pada Indonesia. Pasalnya, suplai dan demand komoditas akan kembali stabil sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Karena kita punya relasi dagang yang baik dengan Cina," ujar Prastowo saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Selatan pada Senin, 12 Desember 2022.
Baca: Lo Kheng Hong Beberkan 3 Alasan Yakin RI Tak Alami Resesi pada 2023
Cina perlonggar lockdown
Adapun Cina telah mengumumkan pelonggaran lockdown pada Rabu pekan lalu, 7 Desember 2022 lalu. Pemerintah Cina akhirnya memutuskan langkah tersebut usai munculnya protes besar-besaran terhadap kebijakan nol-Covid di seluruh wilayah Cina.
Pelonggaran yang diputuskan oleh pemerintah Cina di antaranya berupa karantina di rumah bagi kasus Covid-19 tanpa gejala dan ringan. Sementara sebelumnya, seluruh warga Cina yang positif Covid-19 harus diisolasi di fasilitas terpusat milik pemerintah.
Pelonggaran lainnya, warga Cina tidak lagi diwajibkan melakukan tes PCR sebelum masuk ke tempat umum dan menunjukkan kode kesehatan hijau di ponsel mereka untuk memasuki gedung dan ruang publik. Kecuali untuk panti jompo, institusi medis, taman kanak-kanak, sekolah menengah dan sekolah menengah atas.
Akibat pelonggaran lockdown di Cina, ditambah dengan penutupan jalur pipa minyak utama di Amerika Utara, harga minyak mentah global memantul atau rebound per hari ini. Data Bloomberg menunjukkan harga West Texas Intermediate naik 0,72 persen ke US$ 71,53 per barel, setelah jeblok 11 persen sepanjang pekan lalu. Sementara minyak Brent naik 0,46 persen ke US$ 76,45 per barel.
Selanjutnya: TC Energy Corp. melanjutkan upaya pemulihan ...