Luhut menyebut, Indonesia diprediksi mencapai produk domestik bruto sebesar US$ 3 triliun dan meningkatkan pendapatan per kapita dari US$ 4 ribu saat ini hingga US$ 10 ribu pada 2030. Untuk mewujudkannya, Indonesia akan menjaga pertumbuhan ekonomi antara 5,5 persen dan 6,5 persen dan akan terus meningkatkan efisiensi perekonomian melalui digitalisasi.
Dia menilai Huawei sebagai penyedia teknologi digital mutakhir, seperti 5G, Cloud, dan AI, berperan penting membuka jalan bagi Indonesia mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor. “Ini strategi penting untuk mencapai visi nasional Indonesia Emas pada 2045.”
Menteri Sandiaga Uno juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Huawei untuk mendorong pemanfaatan teknologi informasi dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif. Dia mengatakan Indonesia akan terus mendorong digitalisasi dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air untuk mempromosikan potensi Indonesia di manca negara.
Tentunya, kata dia, hal ini seiring dengan upaya mendorong usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM agar mampu Go Digital untuk penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja. “Targetnya 1,1 juta lapangan kerja pada 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja pada 2024,” ujar dia.
Adapun Kepala BSSN Letjen (Purn) Hinsa Siburian mengatakan perkembangan teknologi yang dipercepat oleh digitalisasi sebagai titik balik aktivitas pemanfaatan ruang siber membutuhkan sinergi berbagai pihak untuk menjaga ruang siber. “Ini demi membangun lingkungan digital yang dapat mengatasi ancaman hari ini dan di masa depan,” ucap Hinsa.
Arnaldo Marulitua Sinaga, Rektor IT Del, menyambut baik kunjungan dan merasa terhormat dapat menjadi bagian dari berbagai inisiatif persiapan talenta digital, pengembangan AI dan penguatan keamanan siber di Indonesia.
Baca Juga: Top 3 Dunia: Arab Saudi dan Huawei Kerja Sama
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini