Hal ini, menurut pemerintah, mencerminkan upaya yang konsisten dalam rangka mencapai kemandirian pembiayaan dan didukung likuiditas domestik yang cukup. Walaupun pemerintah juga terus mewaspadai dampak dari pengetatan kebijakan moneter global belakangan ini.
Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pembiayaan belanja pemerintah dari utang turun sangat tajam per Oktober 2022. Dari data yang dimilikinya tercatat realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang tersebut tercatat turun 21,7 persen hingga 31 Oktober 2022 dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu.
APBN mulai semakin sehat
“Ini berarti APBN mulai semakin sehat, karena kita mulai bisa melakukan konsolidasi dan menyehatkan kembali APBN kita,” kata Sri Mulyani pada konferensi pers APBN Kita, Kamis, 24 November 2022.
Sebagai gambaran, total pembiayaan utang hingga 31 Oktober 2022 sebesar Rp 506 triliun. angka ini turun dari realisasi pada Oktober 2021 yang mencapai Rp 646 triliun. Rinciannya adalah penerbitan SBN secara neto sebesar Rp 500,3 triliun atau turun 21,7 persen dibandingkan dengan posisi pada Oktober 2021 sebesar Rp 668,7 triliun.
Sri Mulyani menambahkan, sejalan dengan itu, penarikan pinjaman luar negeri hingga 31 Oktober 2022 tercatat sebesar Rp 5,7 triliun. “Kita berharap tren ini masih akan bisa kita jaga supaya konsolidasi fiskal bisa terus berjalan,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa kinerja pengelolaan pembiayaan utang akan terus dijaga, terutama dalam menghadapi kondisi pasar keuangan yang volatile, tren suku bunga meningkat, serta nilai mata uang yang fluktuatif. Salah satunya adalah dengan penurunan target penerbitan utang tunai melalui lelang pada kuartal IV, mempertimbangkan kondisi kas pemerintah.
Tak hanya itu, kata Sri Mulyani, pemerintah juga akan mengoptimalkan penerbitan SBN domestik dalam rangka SKB III atau skema buden sharing bersama dengan Bank Indonesia (BI). Tercatat, pembelian SBN oleh BI berdasarkan SKB III telah terealisasi sebesar Rp 95,42 triliun hingga 18 November 2022. BI juga masih melakukan pembelian SBN di pasar perdana berdasarkan SKB I sebesar Rp 46,91 triliun.
BISNIS
Baca juga: APBN Defisit Rp 169,5 Triliun, Sri Mulyani Yakin Akhir Tahun Lebih Baik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini .