Indonesia menggarisbawahi masalah kesehatan global seperti pembiayaan kesehatan yang menjadi tantangan besar jika penanganan pandemi Covid-19 belum berjalan baik. Padahal, akses negara miskin maupun maju terhadap vaksin adalah kunci untuk segera keluar dari pandemi serta krisis ekonomi.
Baca juga : KTT G20 Tahun Ini Terancam Tanpa Komunike? Kok Bisa?
Terpilihnya Indonesia
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Saat ini Indonesia sebagai bagian dari G20, untuk pertama kalinya memegang Presidensi G20 yang berlangsung selama satu tahun mulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022. Indonesia terpilih menjadi Presidensi G20 pada perhelatan G20 di Roma, Italia, pada tanggal 31 Oktober 2021. Serah terima kekuatan atau handover diberikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Mario Draghi kepada Presiden Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa Presidensi G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar 'Recover Together, Recover Stronger' alias “Pulih Bersama, Bangkit lebih kuat”.
"Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti. G-20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi ini. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan kita ke depan," kata Jokowi.
Dilansir dari laman kemenkeu.go.id, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan tiga isu penting yang ditekankan oleh Presiden Republik Indonesia untuk dibahas pada forum KTT G20 Bali. Pertama mengenai arsitektur kesehatan global, dan yang kedua mengenai transformasi ekonomi digital. Kemudian yang ketiga adalah transisi energi menuju ekonomi hijau.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Pidato Jokowi di KTT G20 Bali Serukan Persatuan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.