INFO BISNIS - Kementerian Pertanian menyamakan persepsi dalam melakukan Penyusunan Annual Work Plan And Budget (AWPB) Program READSI melalui pertemuan di Bogor, Kamis, 10 November 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk memaksimalkan peningkatan kualitas SDM di tahun depan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyamaan persepsi dilakukan agar kegiatan lebih maksimal. “Jika kita satu persepsi mengenai rencana kerja ke depan, hasil yang dicapai bisa lebih maksimal. Untuk itu, kegiatan ini harus diikuti dengan serius,” katanya.
Penegasan serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, saat membuka kegiatan.
“Acara yang kita laksanakan ini mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dalam hal peningkatan dan pengembangan SDM sektor Pertanian, khususnya dalam mendukung produksi dan produktivitas pertanian yang juga di-support melalui project di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yaitu program Rural Empowerment Agricultural Development Scalling-Up Initiative (READSI),” tuturnya.
Menurut Dedi, untuk mengantisipasi krisis pangan global, di tahun 2023 program dan kegiatan BPPSDMP difokuskan pada penguatan kinerja penyuluh pertanian di daerah, peningkatan peran pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian, penumbuhan kelompok usaha bersama (KUB) petani muda dan pengembangan wirausaha muda pertanian.
“Dan seluruh program tersebut didukung oleh tiga pilar yaitu Pelatihan, Penyuluhan, Pendidikan serta dukungan Manajemen. Termasuk di dalamnya dari dukungan Project READSI yang memiliki program pemberdayaan dan pembangunan bagi penerima manfaat,” katanya. Adapun sasaran program READSI hingga saat ini mencapai 55.738 petani di 6 provinsi dan 18 kabupaten.
Dedi kembali menegaskan bahwa pertemuan di Bogor dalam Penyusunan AWPB Program READSI 2023 adalah untuk menyamakan persepsi dan pemahaman mekanisme penyusunan Rencana Kerja Tahunan/AWPB dan Pengadaan Barang/Jasa di Pusat dan Daerah, memfasilitasi daerah dalam penyusunan AWPB dan Rencana Pengadaan Barang tahun 2023, menyusun konsolidasi AWPB dan Rencana Pengadaan Pusat dan Daerah untuk mendapatkan persetujuan NOL dari IFAD.
“Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, perencanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan mampu menyusun AWPB untuk mendongkrak target dan sasaran strategis program READSI yang bersinergi dengan program utama Kementerian Pertanian dan diikuti pula dengan komitmen bersama dari seluruh komponen/stakeholder yang terlibat,” katanya.
“Hari ini kita menyusun Annual Work Plan, sangat penging dalam Implementasi program kita. Apalagi READSI diperpanjang hingga tahun 2024 dan IFAD memberikan apresiasi kepada kita. itu artinya harus sebaik-baiknya manfaat kesempatan ini.”
Menurutnya, meskipun anggaran READSI menggunakan prosedur On-Granting namun bisa dikelola dengan baik dengan mempercepat proses Reimbursment, agar bisa memaksimalkan target program lainnya.
“Laksanakan program READSI dengan cepat. Agar bisa memasifkan program-program pembangunan pertanian. Program READSI juga harus mendukung program pembangunan pertanian khususnya dalam mengantisipasi krisis pangan global,” tutur Dedi. (*)