TEMPO.CO, Jakarta - Kelangkaan kedelai mulai dirasakan dampaknya oleh para perajin tahu tempe lantaran diiringi dengan kenaikan harga bahan baku. Sekretaris Jenderal Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Hugo Siswaya mengatakan harga kedelai di tingkat perajin sudah di kisaran Rp 14 ribu hingga Rp 14.200 per kilogram.
“Bahkan, mungkin sudah lebih jika di daerah pelosok karena faktor biaya angkutan,” ujar Hugo kepada Tempo, Selasa, 8 November 2022.
Untuk menyiasati harga kedelai yang terus naik ini, Hugo mengatakan para perajin tahu tempe mengurangi produksi sekitar 30 hingga 50 persen. Sehingga, penawaran tempe dan tahu menjadi terbatas dan di saat yang bersamaan harganya dinaikkan dengan menyesuaikan kenaikan harga kedelai.
Pihaknya pun berharap Kementerian Perdagangan menerbitkan surat untuk melakukan sosialisasi kepada konsuman ihwal kenaikan harga tahu tempe di pasaran. Usulan lainnya ialah menambah subsidi bagi pelaku usaha.
Baca: Harga Kedelai Meroket, Pemerintah Akan Tambah Impor 300 Ribu Ton dari AS
“Usulan tambahan kami adalah pemberian subsidi kedelai menjadi Rp 3.000 per kilogram karena perajin tahu tempe sudah tidak kuat menambah permodalan usaha untuk membeli bahan baku kedelai,” ujar Hugo.
Selain itu, pihaknya mempertimbangkan daya beli masyarakat akan konsumsi tahu tempe, khusunya kalangan berpenghasilan rendah yang menjadi sebagian besar menjadi pangsa pasar pangan tersebut. Pengajuan penambahan subsidi tersebut, kata Hugo, juga untuk menjaga kelangsungan usaha perajin tahu tempe di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, Hugo mengatakan Gapoktindo menyambut baik rencana pemerintah untuk mengimpor kedelai 300 ribu ton sebagai cadangan pangan pemerintah. "Dengan adanya cadangan pangan, pemerintah melakukan intervensi pada pasar disaat harga pangan sudah tidak terjangkau lagi oleh rakyatnya. Tidak seperti sekarang, pemerintah harus mengemis kepada para importir untuk tidak menaikan harga,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulfikli Hasan alias Zulhas mengatakan harga kedelai meningkat lantaran Indonesia masih bergantung pada impor dari Amerika Serikat.
“Kedelai memang (naik) karena sekarang kan belinya Agustus, baru sampainya sekarang. Jadi, harganya mahal,” kata Zulhas usai mengunjungi Pasar Pa’baeng Baeng, Makassar, dikutip dari keterangan tertulis pada Ahad, 6 November 2022.
Lantaran siklus impor tersebut, stok kedelai menjadi semakin turun hingga harganya melonjak di pasaran. Namun, dia mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menurunkan harga kedelai.
Salah satunya, Kemendag meminta Perum Bulog untuk segera mengimpor kedelai agar pasokan dalam negeri bertambah. Permintaan itu, kata dia, sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Jika pemerintah mengimpor kedelai sekarang, Zulkifli mengatakan barang tersebut baru akan datang pada Desember. "Harganya kira-kira sampai sini Rp 11 ribu per kilogram dan akan dijual Rp10 ribu per kilogram,” ucap Zulkifli.
Adapun kata Zulhas, Bulog telah mengimpor 350 ribu ton dari Amerika Serikat. Harga kedelai tersebut akan disubsidi pemerintah hingga Rp 3 ribu per kilogram begitu didistribusikan ke pelaku usaha.
RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Mendag Sebut Harga Bahan Pokok di Makassar Terlalu Murah: Banting-banting Harga karena Stok Banyak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini