TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan penyebab stok kedelai kerap langka di Indonesia. Ia menjelaskan Indonesia masih bergantung impor untuk memenuhi kebutuhan pasokan kedelai. Masalahnya, kata dia, ada banyak kendala transportasi dalam mengimpor komoditas ini.
"(Impor kedelai) ini memang tidak mudah, ada masalah transportasi. Saya dapat kabar bahwa terutama karena Terusan Suez mendangkal dan adanya konflik di Timur Tengah," kata Bayu di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan pada Kamis, 11 Januari 2024.
Menurut Bayu, kondisi itu membuat membuat ketersediaan kapal dan kontener terganggu lantaran kapal perlu berputar arah sampai Tanjung Harapan. Walhasil, ada tambahan waktu pengiriman kedelai impor hingga tiga pekan.
Karena itu, dia menilai kondisi transportasi menjadi masalah serius dalam pengadaan kedelai di Tanah Air. Kendati demikian, ia mengatakan saat ini sudah mulai masuk kedelai impor di Jawa Timur dan Banten. Dia berharap persoalan ini akan segera membaik sehingga pasokan kedelai dapat mencukupi, khususnya menjelang Ramadan dan Lebaran 2024.
Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) menyatakan harga kedelai semakin melambung sejak awal Oktober 2023. Ketua Gakoptindo Aip Syarifuddin pun meminta kepada pemerintah untuk mengatur pasokan kedelai agar harganya bisa segera melandai.
Berdasarkan laman panel harga pangan dari Badan Pangan Nasional, harga kedelai impor tercatat naik 0,15 persen menjadi Rp 13.430 per kilogram. Tingginya harga kedelai berdampak besar pada pengrajin tahu dan tempe. Sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
“Kalau mereka naikkin harga tinggi (tempe dan tahu), nanti para pedagang di pasar tradisional marah, karena mereka ini sudah sangat akrab seperti keluarga,” ucap Aip.
Menurutnya, tingginya harga kedelai yang berkepanjangan menyebabkan para pengrajin tahu dan tempe tidak tahan. Walhasil, beberapa di antara mereka memilih berhenti dari pekerjaan ini.
RIANI SANUSI PUTRI | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Tolak Penundaan Bansos Usai Pemilu, Bos Bulog: Bisa Kami Pertanggungjawabkan Prosesnya