TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tak tenang bila persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 belum sepenuhnya rampung. Kendati berlangsung di tengah krisis ekonomi, kata dia, Indonesia harus mempersiapkan G20 sebaik mungkin.
"Sebagai orang yang cukup perfeksionis, saya tidak bisa tenang jika persiapan G20 ini belum 100 persen terlaksana," ujar Luhut dikutip dari akun Instagram pribadinya pada Ahad, 6 November 2022.
Jika gelaran G20 ini sukses, ucap Luhut, nama besar Indonesia akan terangkat dan menjadi rujukan pelaksanaan event berskala internasional di tengah ketidakpastian global. Sebab, ia menilai penyelenggaraan KTT G20 bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih dalam kondisi yang serba sulit seperti saat ini.
“Kita harus all out mengerahkan semua kemampuan terbaik. Itulah pesan Presiden Joko Widodo yang terus diulang-ulang kepada para menterinya," kata Luhut. Tujuannya agar Indonesia bisa diakui sebagai representasi negara berkembang di Asia Tenggara yang mampu menyelenggarakan agenda G20 dalam kondisi dan visi yang spesial.
Lebih lanjut Luhut menuturkan, Indonesia yang selama ini dikenal sebagai bridge builder atau pembangunan jembatan, akan mendapat tantangan besar pada momentumKTT G20. G20 akan menjadi pembuktian apakah kepercayaan dunia pada Indonesia masih ada. Ia mengaku optimistis kepercayaan itu semakin meningkat, melihat respons dan permintaan dari dunia internasional kepada Jokowi untuk mewujudkan perdamaian dunia.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana perwakilan negara-negara maju dan superpower meminta bantuan kepada Presiden Jokowi dan mengirimkan utusannya untuk bertemu saya," kata Luhut. Bahkan, menurut Luhut, Pangeran Mohammed Bin Zayed dari UAE pun mengapresiasi Jokowi dengan dan menyatakan bahwa Indonesia membawa aura perdamaian karena upayanya menjembatani perdamaian antara Rusia dan Ukraina.