2. Pengusaha Garmen Sebut Gelombang PHK Mengintai Akibat Perang Rusia dan Ukraina
Pengusaga garmen khawatir perang Rusia dan Ukraina akan berdampak terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPPTJB) Yan Mei mengingatkan dampak geopolitik ini mengerikan bila ketegangan kedua negara tersebut berlangsung dalam waktu yang lama.
"Perang Ukraina memberi dampak besar, antaranya kepada kenaikan inflasi di Amerika dan Eropa, kenaikan biaya-biaya logistik, dan anjloknya pesanan garmen," kata Yan Mei di Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2022.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), Yan Mei mengatakan di Jawa Barat terdapat 14 kabupaten dan kota yang sudah memberikan data jumlah pengurangan pegawai dan PHK. Dari total 124 perusahaan yang beroperasi, ada 64.165 pekerja yang sudah menjadi korban pemangkasan pekerja.
Selain itu, ada 18 perusahaan terpaksa ditutup karena tidak mampu lagi bertahan di tengah situasi sulit tersebut. Yan Mei melanjutkan, perusahaan garmen adalah sektor padat karya dengan rata-rata pendidikan tingkat SMP.
Pekerja dengan tingkat pendidikan itu, ucap Yan Mei, adalah kelompok yang paling rentan terhadap ancaman PHK. Yan Mei melanjutkan, untuk keluar dari masalah tersebut, ada pelbagai langkah yang bisa ditempuh.
Baca selengkapnya di sini.