TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia meminta perusahaan asal Prancis, Eramet, merealisasikan rencana investasi dalam pembangunan proyek smelter untuk bahan baku baterai di Weda Bay, Maluku Utara.
Eramet sebagaimana diketahui telah bekerja sama dengan BASF, perusahaan kimia asal Jerman, membangun proyek smelter itu sejak 2011. Adapun total investasinya kata Bahlil sebesar US$ 2,2 miliar hingga US$ 2,5 miliar. Proyek ini kemudian dinamakan sebagai Proyek Sonic Bay.
“Saya harapkan komitmen dari Eramet untuk segera merealisasikan proyek ini dan dapat memulai konstruksi," kata Bahlil saat bertemu Senior VP Corporate Affairs & Partnership Eramet, Pierre-Alain Gautier, seperti dikutip dari siaran pers, Ahad, 30 Oktober 2022.
Baca: Di Depan Mahasiswa RI di Inggris, Bahlil Sebut Pemerintah Utamakan Investasi untuk Hilirisasi
Bahlil meminta perusahaan itu untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha lokal saat merealisasikan investasinya. Kontraktor tambangnya kata Bahlil harus diberikan porsi kepada pengusaha lokal agar ada pemerataan.
Dalam kesempatan ini, Pierre kata Bahlil mengungkapkan permohonan dukungan dari Kementerian Investasi untuk melakukan percepatan pengurusan izin konservasi lahan. Mereka juga berkomitmen untuk terus meningkatkan keterlibatan pengusaha daerah dalam menjalankan usahanya.
Kementerian Investasi, kata Bahlil, juga telah memfasiitasi permasalahan lahan proyek Sonic Bay di Kawasan Industri IWIP terkait persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Eramet merupakan perusahaan pertambangan sumber daya mineral dan pengolah mineral asal Prancis dan menjadi salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. Lini bisnis Eramet meliputi pertambangan mineral nikel, mangan, dan lithium; serta riset dan pengembangan logam campuran.
Melalui anak perusahaan yang bernama Strand Minerals, Eramet telah bekerjasama dengan Antam sejak 1998 untuk mendirikan perusahaan atas nama PT Weda bay Nickel di Teluk Weda.
Pengembangan operasi Eramet di Teluk Weda juga bekerjasama dengan Tsingshan produsen stainless steel terbesar di dunia, dengan target kapasitas produksi operasi tambang mencapai 35.000 ton nikel per tahun.
Baca juga: Fakta Realisasi Investasi Kuartal III: Tertinggi dalam Sejarah, Mayoritas dari Negara-negara Asia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.