TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menekankan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. belum akan bergabung dalam Holding BUMN Pariwisata di bawah PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Ia berujar, Garuda masih perlu memperkuat diri seiring dengan restrukturisasi keuangan yang sedang berjalan.
Setelah restrukturisasi kelar, Garuda baru akan bergabung dengan Holding Pariwisata BUMN itu. "Nah, ini kan Garuda masih langkah kedua setelah penyehatan. Alhamdulillah sudah sehat, tapi langkah selanjutnya membesarkan," tuturnya saat ditemui di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang pada Jumat, 27 Oktober 2022.
Menurut Erick, fokus Garuda saat ini adalah menambah jumlah pesawat untuk menampung permintaan penumpang yang meningkat pasca-Covid-19. Jika sudah mencapai lebih dari target penambahan armada, Kementerian BUMN akan memikirkan langkah pengembangan perseroan setelahnya.
Salah satu targetnya adalah mensinergikan Garuda dengan InJourney. Maski belum bergabung dengan InJourney, Erick memastikan perusahaan maskapai pelat merah itu sudah memiliki rencana kerja sama dengan pihak lain.
Baca: Bos Garuda Buka Suara Soal Isu CT Ambil Jatah Rights Issue
Garuda Indonesia bekerja sama dengan Bank Mandiri melalui aplikasi digital yang dikonsolidasikan dengan seluruh jaringan wisata InJourney. Sebelumnya, Garuda tidak dapat bergabung dengan InJourney karena masalah keuangan. Kementerian BUMN mengungkapkannya Garuda perlu menyelesaikan proses restrukturisasinya sebelum masuk ke dalam InJourney.
Garuda baru saja lolos dari penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengesahkan persetujuan rencana perdamaian atau homologasi Garuda Indonesia dengan para krediturnya pada 27 Juni 2022.
Sejumlah penyelesaian kewajiban usaha yang tertuang dalam rencana perdamaian tersebut mencakup penuntasan kewajiban usaha melalui arus kas operasional, konversi nilai utang menjadi ekuitas, modifikasi ketentuan pembayaran baru jangka panjang dengan periode tenor tertentu. Kemudian, penawaran instrumen restrukturisasi baik dalam bentuk surat utang baru maupun ekuitas.
Adapun skema restrukturisasi yang dijalankan akan menyesuaikan dengan kelompok kreditur yang telah diklasifikasikan berdasarkan nilai kewajiban usaha maupun jenis entitas bisnis masing-masing kreditur. “Dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU ini, kami terus mengintensifkan langkah melalui sejumlah agenda strategis korporasi untuk mempercepat pemulihan kinerja usaha,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia.
Dalam rencana kerja Garuda, perseroan akan menambah pesawat. Penambahan ini disesuaikan dengan rute penerbangan yang menguntungkan. Garuda juga akan mengoptimalkan pangsa pasar kargo dan ancillary revenue.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: Buka Garuda Travel Fair, Erick Thohir Ingin Masyarakat Sering Berwisata di Dalam Negeri
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini