“Sumber disparitas pembangunan di Indonesia adalah karena terlalu dominannya pemerintah pusat. Jadi kuncinya, dia menyarankan, adalah berikan otonomi, bukan membangun IKN baru,” ucap Faisal.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menjelaskan membangun IKN memiliki tantanga, salah satu ancaman yang diwaspadai banyak pihak adalah resesi global 2023. Namun dia meyakini, di tengah-tengah kondisi ekonomi global dan regional yang kurang baik, Indonesia masih akan bertahan dari kesulitan itu.
Indikatornya, kata dia, ekonomi Indonesia saat ini berhasil tumbuh 5 persen kala negara-negara lain tengah kesulitan. Indonesia, menurut Bambang, oleh beberapa lembaga internasional juga dianggap sebagai harapan di tengah banyaknya orang yang pesimistis atas kondisi ekonomi global.
Selain itu, banyak ahli memberikan pernyataan yang sama bahwa Indonesia satu model yang berbeda dengan negara lain. Bambang pun menyampaikan kepada koleganya sesama pengusaha agar bersiap dari sekarang menghadapi krisis. Salah satunya melalui investasi ke pembangunan IKN.
Sebab jika ada gelombang ekonomi yang kurang baik, kata dia, Indonesia sudah memiliki papan selancar, yaitu ibu kota anyar yang bisa menciptakan ekonomi baru. “We are surfing against the wave, jadi kita berselancar di ekonomi yang kurang baik tapi kita siap-siapnya dari sekarang,” tutur dia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa malam, 18 Oktober 2022.
Senada dengan Bambang, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan setiap hari pengusaha menghadapi tantangan, termasuk resesi global. Namun dia menekankan, inflasi di Indonesia berhasil dapat dijaga lebih baik kektimbang negara lain. Sehingga, sentimen pasar akan adanya ancaman resesi ini tidak terlalu signifikan.
Arsjad menuturkan, justru dengan membangun ibu kota, Indonesia mengejar the new center of growth. Suatu tempat yang membawa efek ekonomi baru akan menjadi mesin pertumbuhan. “Karena kalau ditunggu pas sudah ekonomi maju, (IKN) belum ada. Inilah bagian dari suatu proses, makanya saya katakan sebagai agent of growth,” kata Arsjad.
Baca: Ekonom Sarankan Pemerintah Tak Buru-buru soal IKN: SoftBank Saja Mundur
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini