TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT. Pelita Air Service Dendy Kurniawan memastikan perusahaan pasang kuda-kuda untuk menghadapi ancaman resesi 2023 dan gejolak harga avtur akibat posisi acuan minyak dunia yang tak menentu. Dendy menuturkan persoalan fluktuasi harga bahan bakar yang berdampak terhadap operasional maskapai bukan hal yang baru di industri penerbangan.
"Semua maskapai bisa antisipasi soal (naik-turun) harga avtur," kata Dendy saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis sore, 21 Oktober 2022.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sebelumnya menyatakan ekonomi global berisiko mengalami kerugian US$ 4 triliun pada 2026 akibat resesi. IMF telah menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,9 persen pada 2023 seiring dengan resesi.
Baca: Frekuensi Terbang Pelita Air Jakarta-Bali PP Ditambah, Jadi 5 Kali Sepekan
IMF mengatakan prospek ekonomi global gelap akibat meningkatnya risiko resesi dan ketidakstabilan keuangan. Setelah Covid-19, dunia menghadapi ancaman krisis karena invasi Rusia ke Ukraina dan bencana lantaran perubahan iklim.
Dendy menuturkan industri penerbangan telah memiliki fleksibilitas untuk mengatur harga saat avtur melejit sehingga ongkos operasional penerbangan tak tergerus. Saat ini, Kementerian Perhubungan mengizinkan maskapai menambah biaya tuslah atau fuel surcharge hingga 20 persen untuk angkutan niaga berjadwal dengan jenis pesawat jet.
Tuslah adalah tambahan biaya di luar komponen harga tiket pesawat yang dikenakan kepada penumpang pada masa tertentu. "Jadi bagaimana kami menyiasati, dari fleksibilitas harga," kata Dendy.
Di sisi lain, Pelita Air akan mengoptimalkan rute-rute penerbangan yang potensial dan mengatur jam terbang agar diminati penumpang. Dendy mengatakan ada sejumlah rute yang pergerakan penumpangnya tidak terpengaruh oleh sensitivitas harga avtur.
Adapun saat ini, Dendy memastikan pergerakan penumpang terus membaik pasca-pandemi Covid-19. Menyitir data PT Angkasa Pura II (Persero), tingkat recovery rate atau kepulihan pergerakan penumpang sudah mencapai 80 persen dari masa normal atau sebelum pandemi.
"Demand pulih lebih cepat dibandingkan dengan kapasitas (pesawat)," kata bos Pelita Aair tersebut.
Baca: Erick Thohir ke Pelita Air: Tahun Ini Terbangkan 8 Pesawat, Pertengahan 2023 20 Pesawat
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini