TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo berjanji perseroan akan selalu transparan soal proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
"KAI akan selalu bersikap transparan terhadap seluruh aspek dalam pembangunan KCJB sesuai ketentuan yang berlaku," tuturnya melalui keterangan tertulis pada Jumat, 14 Oktober 2022.
Didiek mengatakan KAI telah memperoleh penghargaan sebagai Badan Publik Informatif untuk kategori keterbukaan informasi. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin kepada KAI pada 2020 dan 2021.
Artinya, perseroan akan menjaga kepercayaan tersebut. Adapun KAI sebelumnya melaporkan pembangunan sepur kilat telah mencapai 88,8 persen. Untuk finalisasinya, KAI menyatakan akan terus berkoordinasi dengan Komite KCJB agar kereta dapat beroperas sesuai dengan target mulai Juni 2023.
Untuk kesiapan sarana, saat ini ia menyatakan KAI sudah menerima tiga rangkaian kereta di Depo Tegalluar. Dua rangkaian kereta berupa electric multiple unit dan satu lainnya comprehensive inspection train. Adapun nantinya, ada 12 total keseluruhan rangkaian yang ditargetkan tiba di Indonesia pada Maret 2023.
KAI kini tengah menyelesaikan pemasangan girder box atau gelagar hingga pembangunan subgrade. Menurut Didiek, overhead catenary system (OCS) atau peralatan listrik aliran atas juga sudah mulai terpasang.
Baca juga: Jokowi Ingin Kereta Cepat Jadi Penghubung ASEAN, Indef Sebut Mimpi Terlalu Tinggi
Di samping itu, KAI sedang menyelesaikan LRT Jabodebek agar dapat terkoneksi dengan KCJB di kawasan Halim Perdanakusuma. Untuk menjaga interkonektivitas, LRT Jabodebek akan terintegrasi juga dengan berbagai moda transportasi lainnya, seperti commuter line dan bus.
Persiapan lainnya ialah pengadaan feeder atau angkutan penghubung beserta ruang tunggunya untuk penumpang KCJB. Feeder itu akan berhenti di Stasiun Padalarang, Cimahi, dan Bandung. Layanan tersebut terseda untuk memudahkan penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan ke wilayah Cimahi atau pusat Kota Bandung.
“Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya menjadi alternatif transportasi baru yang menghubungkan kedua wilayah, tetapi juga menghadirkan serta meningkatkan perekonomian di wilayah yang dilalui,” ujar Didiek.
Didit juga menyatakan KAI akan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) dalam setiap proses pembangunan proyek kereta cepat. Hal itu demi terwujudnya akuntabilitas pembangunan proyek KCJB serta dapat dipertanggungjawabkan.
Ia menuturkan KAI bersama Kereta Cepat Indonesia Cina atau KCIC dan seluruh stakeholder akan berupaya sebaik mungkin dalam membangun kereta cepat. Terlebih, kereta cepat merupakan salah satu proyek strategis nasional. “KAI berkomitmen untuk melaksanakan dan menyelesaikan penugasan ini dengan sebaik-baiknya dan tetap mengutamakan keselamatan,” kata Didiek.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Jokowi Sebut Kereta Cepat Tingkatkan Mobilitas Orang dan Barang, Ekonom Ingatkan Tarif Mahal
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.