TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah masih membahas insentif dalam bentuk subsidi pembelian mobil dan motor listrik oleh masyarakat.
Kata Budi, subsidi pembelian kendaraan listrik akan direalisasikan pemerintah dalam waktu dekat. Sebab, kendaraan rendah emisi yang baik bagi lingungan ini harus didukung penjualannya dengan memberikan akses pembelian yang luas bagi masyarakat.
"Ini ide dari beberapa kementerian, melihat bahwa ekuilibrium dari pada mobil listrik itu akan bertambah baik dan cepat apabila ada subsidi," ujar Menhub di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.
Menurut Budi, pemberian subsidi pembelian motor dan mobil listrik kepada masyarakat akan serupa dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat dalam waktu tertentu.
Baca: 65 Merek Motor Ikuti IMOS 2022, Hadir Sepeda Motor Listrik Baru
"Memang kemungkinan itu bisa dilakukan dan dari perhitungan yang dibuat subsidi kepada pembeli motor dan mobil dalam kurun 3 - 4 tahun setara dengan subsidi BBM selama 3 - 4 tahun," ujarnya.
Budi mengungkapkan hasil pembahasan belum memfinalkan bentuk insentif nantinya. Dia juga belum bisa memastikan insentif itu akan diberikan. Kendati begitu dia mengatakan pemerintah telah memperhitungkan pemberian insentifnya secara matang,
"Sehingga ada satu perhitungan yang baik tentunya ada keuntungan lain berkaitan dengan lingkunan, berkaitan dnegan kemacetan, dan sebagainya," ujar Budi.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah tengah menggodok sejumlah paket insentif untuk memberi subsidi pembelian kendaraan listrik kepada masyarakat.
Arifin mengatakan aturan itu tengah didorong untuk mempercepat peralihan penggunaan kendaraan berbasis energi fossil menuju listrik domestik.
“Sekarang mekanismenya sedang digodok, sedang kita bahas,” kata Arifin saat ditemui di Kompleks Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 16 September 2022 seperti dikutip dari Bisnis.
Arifin mengatakan rencana itu menjadi krusial di tengah daya tawar energi listrik yang lebih kompetitif ketimbang fosil ke depan. Malahan, kata dia, harga keekonomian untuk listrik jauh lebih murah dari pengadaan setiap liter bahan bakar minyak (BBM).
“Contohnya sekarang ini berapa, pertalite Rp10.000 untuk 30 kilometer kalau sekarang pakai listrik 1 kWh bisa juga 30 kilometer kalau charge listrik ongkosnya kan gak sampai Rp2.000,” ujarnya.
Baca: Dampak Kenaikan Harga BBM, Penjualan Motor listrik Laris Manis
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini