TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga akhir Agustus 2022 surplus Rp 107,4 miliar. Capaian itu naik dari realisasi akhir bulan sebelumnya sebesar Rp 106,1 miliar.
Kondisi APBN berbalik ketimbang Agusus 2021. Tahun lalu, APBN mencatatkan defisit Rp 383,1 miliar.Dengan begitu, besaran surplus APBN per 31 Agustus terhadap produk domestik bruto adalah sebesar 0,58 persen, lebih baik dari posisi pada akhir Juli 2022 sebesar 0,57 persen.
Sementara itu, posisi 31 Agustus 2021, APBN malah defisit sebesar 2,26 persen dari PDB. Sri Mulyani mengatakan APBN surplus selama delapan kali berturut-turut.
"Jadi dengan sruplus ini dan issuence utang yang jauh lebih rendah, defisit yang lebih rendah, menjadikan strategi APBN kita sangat sesuai dengan tantangan saat ini," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers, Senin, 26 September 2022.
Sri menjelaskan surplus ini disebabkan pendapatan negara yang mencapai Rp 1.764,4 triliun atau naik 49,8 persen ketimbang Agustus 2021 yang sebesar Rp 1.177,8 triliun. Jika dibandingkan dengan target tahun ini dalam Perpres 98 Tahun 2022 yang sebesar Rp2.266,2 triliun, realisasinya sudah sebesar 77,8 persen.
Sementara itu, sisa belanja telah terealisasi Rp1.657 triliun. Angka ini tumbuh 6,2 persen dari bulan yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.560,8 triliun dan sudah 53,34 persen persen dari target APBN tahun ini yang sebesar Rp 3.106,4 triliun.
"Untuk belanja negara ini ada akselerasi, pertumbuhannya mencapai 6,2 persen, yaitu Rp 1.657 triliun di mana belanja pemerintah pusat Rp 1.178,1 triliun," kata Sri.
Keseimbangan primer mengalami surplus juga, yakni menjadi Rp 342,1 triliun dari target tahun ini yang diperkirakan malah defisit sebesar Rp 434,4 triliun. Kondisi keseimbangan primer itu turun 301,5 persen dari catatan Agustus 2021 yang defisit sebesar Rp169,8 triliun.
Dari sisi realisasi pembiayaan anggaran, Sri menuturkan posisinya pun turun Rp 286,8 triliun atau 46 persen dari bulan yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 531 triliun. Realisasinya juga masih jauh dari target pembiayaan tahun ini yang sebesar Rp 840,2 triliun.
"Pembiayaan kita itu turun tajam dibanding tahun lalu di mana pembiayaan akhir Agustus 2022 mencapai Rp 531 triliun," ujar Sri.
Realisasi APBN hingga Agustus 2022 ini, kata Sri Mulyani, menjadikan strategi APBN sesuai dengan tantangan yang melingkupi kondisi global. Adapun APBN menghadapi tantangan beban biaya pendanaan yang tinggi atau cost of fund, guncangan di sektor keuangan, maupun tren kenaikan suku bunga dan penguatan dolar Amerika Serikat.
Baca juga: Bahlil Sebut dari 2.078 Izin Usaha Pertambangan yang Dicabut, 90 Sudah Dipulihkan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.