TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate merespons fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK yang kembali terjadi di perusahaan rintisan atau startup di Indonesia. Ia menilai tak semua startup dapat bertahan sebab banyak yang tak sesuai dengan permintaan pasar.
"Sehingga inovatornya seharusnya mempunyai gagasan yang baru, dengan mempertahankan karyawan yang lama," kata dia di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali pada Sabtu, 3 September 2022.
Ia menuturkan jika startup dapat beradaptasi sesuai kebutuhan pasar, perusahaan akan bertumbuh atau scale up. Menurut dia tahapan itu adalah hal normal dalam bisnis. Tetapi seorang inovator startup, ujarnya, perlu menemukan ide-ide agar pemangkasan karyawan tak lagi menjadi pilihan ketika perusahaan mengalami kendala.
"Ciptakan gagasan-gagasan baru sampai menemukan yang betul-betul cocok dengam kebutuhan pasar. Ada ide dan teknologi," kata Johnny Plate.
Adapun hal yang dapat dilakukan pemerintah, kata Johnny, adalah mempertemukan startup dengan para pemodal, baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara.
Sebelumnya, platform P2P lending alias pinjaman online PT Kredit Pintar Indonesia dan perusahaan pembiayaan penyedia layanan bayar tunda (paylater) PT Atome Financial Indonesia yang berada di bawah naungan Advance.ai mengumumkan PHK atas karyawannya.
Platform teknologi finansial pendanaan bersama, Kredit Pintar menyatakan PHK merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan. Direktur Kredit Pintar, Wisely Reinharda Wijaya mengatakan PHK dilakukan secara berkala untuk peninjauan terhadap kinerja sumber daya manusia (SDM).
Menurut dia, PHK itu diperlukan agar karyawan dapat tetap fokus dan efisien dalam memberikan nilai jangka panjang pada perusahaan, baik kepada para investor, customer, maupun mitra bisnis di Indonesia.
RIANI SANUSI PUTRI | BISNIS
Baca: Harga BBM Naik, Erick Thohir Telepon Direksi Pertamina Minta Bersiaga 3 Hari ke Depan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.