Rencana penanaman sorgum muncul setelah sejumlah negara menutup ekspor gandum. Penutupan ekspor ini mengancam kelangkaan gandum sehingga pemerintah perlu mencari alternatif pengganti.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdulah, menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika pemerintah ingin mengganti gandum dengan sorgum. Salah satunya adalah masalah rasa, karena itu berbicara selera atau lidah orang Indonesia.
“Misalnya mi instan menggunakan sorgum, eh ternyata masyarakat lidahnya belum siap. Itu perlu diperhatikan pemerintah,” ujar dia.
Sorgum adalah tanaman berbentuk biji-bijian sereal yang memiliki manfaat sebagai pakan ternak, bahan dasar energi biodiesel, hingga bahan pangan. Wacana penanaman sorgum dalam jumlah besar muncul setelah sembilan negara mengungumkan menyetop sementara ekspor gandum di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan rantai pasok pangan terganggu.
Sembilan negara yang menutup keran ekspor adalah Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina. Tersebab kondisi inilah Indonesia akhirnya mencari alternatif pengganti gandum bila stok komoditas itu terus menipis.
Meski serupa gandum, Rusli melihat sorgum tak serta-merta bisa menggantikan bahan pokok mi, kue, hingga roti tersebut. Dia meminta agar pemerintah menggandeng pihak perusahaan swasta untuk menjajal membuat bahan makanan seperti mi instan berbahan dasar sorgum.
“Ajak para pengusaha, misalnya buat mi pakai campuran gandum dan sorgum. Apakah diterima? Kalau rasanya bagus, berarti kan bagus. Kalau engak, bagaimana? Karena pengusaha juga mikir kalau jualian mi pakai sorgum lalu enggak laku, ya pengusaha enggak mau,” kata Rusli.
Menurut Rusli, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan swasta melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki laboratorium untuk membuat olahan sorgum. “Agar bisa mmebuat makanan kombinasi yang enak, sehingga kolaborasi itu tetap ada. Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah harga lebih murah dari gandum,” tutur Rusli.
ANTARA | KHORY ALFARIZI
Baca juga: Gandum Diganti Sorgum untuk Mi Instan, Indef: Masalah Lidah Perlu Diperhatikan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.