Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah pernah menyatakan keberatan atas penetapan batas atas suku bunga saat ini karena lebih banyak disuarakan oleh platform segmen konsumtif. Sebab, dengan segmen borrower yang mayoritas hanya membutuhkan pinjaman bernilai kecil dan bertenor singkat, pemain hanya mendapatkan receh pada setiap penyaluran pinjaman.
Padahal, kata dia, pelaku usaha fintech masih harus menanggung beban biaya dari sisi E-KYC, internet, tanda tangan digital, transfer dana, credit scoring, sampai penagihan. Oleh sebab itu, AFPI pun mengaku menjembatani keluhan para pemain kepada otoritas, agar terbuka peluang kenaikan bunga harian untuk platform yang bermain di segmen-segmen tertentu, yang rencananya pada awal kuartal IV tahun 2022.
Direktur Utama PT Inovasi Terdepan Nusantara (360Kredi) Suhartono membenarkan bahwa pengenaan bunga 0,4 persen per hari memang memberatkan dari sisi bisnis. Meski begitu, penurunan bunga justru dinilai menjadi ujian kekuatan buat para pemain terkait bagaimana meracik strategi bisa tetap menjalankan bisnis secara sehat.
"Tadinya memang berat, tapi sekarang kami di 360Kredi terbilang sudah terbiasa dengan batas maksimal bunga harian yang saat ini berlaku. Kalau nantinya keputusan (besaran bunga) masih sama, kami sudah punya strategi khusus untuk tetap menjaga pertumbuhan bisnis secara sehat," ujar Suhartono.
Sementara itu, Chief Marketing Officer PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash Indra Suryawan berharap agar bunga harian tidak kembali diturunkan. Hal ini untuk mempertahankan minat para lender dan memacu kinerja keuangan yang sehat dari para pemain.
Skema P2P lending, kata dia, hanya platform yang mempertemukan antara lender dengan borrower. Dengan begitu, bila tingkat bunga tidak kompetitif, tentu lender semakin enggan melirik industri ini sebagai alternatif investasi.
"kalau bunga berkurang lagi, kinerja sebagian besar pemain yang masih merugi akan lebih sulit untuk bangkit. Padahal, kekuatan finansial para pemain juga merupakan bekal untuk menjaga kepercayaan lender," kata Indra.
Ia juga menyebutkan kekuatan utama P2P lending sebenarnya berada di sisi keluasan jangkauan pengguna, memungkinkan calon borrower yang dinilai berisiko tinggi oleh lembaga keuangan konvensional tetap mampu mendapatkan akses pinjaman. "Artinya, bunga yang semakin sempit juga mengurangi fleksibilitas para pemain untuk menyasar pengguna secara lebih luas," ucapnya.
BISNIS
Baca: Kemenhub Surati Bos-bos Maskapai Imbau Turunkan Harga Tiket Pesawat: Daya Beli Belum Pulih
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.