TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan penyebab neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 surplus US$5,09 miliar.
Dia mengatakan Surplus ini jauh lebih tinggi dari surplus bulanan pada Mei 2022, sebesar US$2,9 miliar. Realisasi tersebut merupakan surplus neraca dagang 25 bulan berturut-turut.
"Untuk nonmigas kita surplus sebesar US$7,23 miliar pada Juni 2022," ujarnya, Jumat 15 Juli 2022.
Kalau dilihat dari komoditasnya, dia menuturkan penyebab surplus neraca perdagangan ditopang tiga komoditas, yaitu bahan bakar mineral [HS 27], lemak dan minyak hewan/nabati [HS 15], dan besi baja [HS 73].
Sementara itu, BPS mengungkapkan sektor migas masih defisit -US$2,14 miliar dengan komoditas minyak mentah dan hasil minyak.
Margo menuturkan minyak kelapa sawit merupakan komoditas terbesar yang menopang surplus perdagangan Indonesia pada Juni 2022.
"Minyak kelapa sawit menyumbang 54 persen terhadap surplus neraca perdagangan Juni 2022," ungkapnya.
Menurut Margo, tiga negara tujuan yang mengalami surplus neraca perdagangan terbesar dengan Indonesia pada Juni 2022, yaitu India, Amerika Serikat, dan Filipina.
Sementara itu, tiga negara yang mencatat defisit neraca perdagangan, yaitu China, Australia, dan Argentina.
Baca: 2021, BPJS Kesehatan Catat Surplus Aset Bersih Jaminan Sosial Rp 38,76 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini