Ia menyebutkan pemerintah bisa menurunkan harga pangan, tapi artinya nilai subsidi bakal naik. "Kalau subsidi naik, bisa gelap tuh lampu. Jalan bisa rusak, nggak bisa diperbaiki, habis uangnya. Sekarang subsidi kita 500 triliun lebih. Maka (harga pangan) kita paling murah," ucapnya.
Kemudian, ia mencontohkan harga beras di dalam negeri yang berkisar Rp 10 ribu - 12 ribu, atau lebih rendah dibanding di Singapura yang mencapai Rp 32 ribu per kilogram. "Jadi ini pemerintah sudah subsidi luar biasa," tuturnya.
Bila pemerintah diminta menurunkan harga pangan, menurut dia, maka beban subsidi akan kian membengkak. Akibatnya pemerintah tak dapat membangun infrastruktur atau bahkan bisa menyebabkan negara kolaps. "Jadi kalau mau harga diturunkan, subsidinya naik artinya. Kalo subsidi naik, pemerintah bisa kolaps."
Secara umum, kata Ketua Umum PAN ini, kenaikan harga-harga pangan di Indonesia masih lebih rendah bila dibandingkan dengan negara Barat. Di negara-negara itu, kenaikan harga mencapai 10 persen, lebih tinggi ketimbang di Tanah Air yang bisa ditekan menjadi hanya 3 persen.
"Ini maksimal yang pemerintah lakukan. Saya percaya rakyat kita pintar dan bisa mengerti," ucap Zulkifli Hasan.
Soal alokasi subsidi sebesar Rp 502,4 triliun sebelumnya disebutkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ia menyatakan, anggaran itu ditujukan untuk untuk subsidi energi di tengah gejolak harga minyak mentah yang masih berlanjut hingga pertengahan tahun ini. Jokowi mengaku pemerintah relatif kesulitan untuk menjaga beban subsidi energi yang berpotensi makin lebar hingga akhir 2022.
“Sampai kapan kita bisa bertahan dengan subsidi sebesar ini? Kalau kita tidak mengerti angka-angka kita tidak akan merasakan betapa sangat besar persoalan saat ini,” kata Jokowi saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Lenteng Agung, Jakarta, Selasa lalu, 21 Juni 2022.
Jokowi lalu menggambarkan beban subsidi energi itu sudah melampaui kebutuhan anggaran untuk membangun Ibu Kota Negara (IKN) yang dipatok sebesar Rp 446 triliun. Namun demikian, pemerintah tetap memprioritaskan pengalihan anggaran untuk membantu kebutuhan energi masyarakat menyusul potensi inflasi akibat kenaikan harga pangan yang melambung tajam tahun ini.
“Subsidi kita besar sekali, bisa dipakai untuk membangun Ibu Kota (Ibu Kota Negara) satu karena angkanya sudah Rp 502,4 triliun. Itu semua harus kita mengerti,” ujar Jokowi.
RIANI SANUSI PUTRI | BISNIS
Baca: Zulkifli Hasan Sebut Kalau Harga Pangan Diturunkan, Infrastruktur Tak Bisa Dibangun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.