TEMPO.CO, Jakarta - PT Telekomunikasi Seluler atau Telkomsel telah berinvestasi di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau (Gojek) pada sekitar November 2020. Investasi itu berlanjut hingga Gojek merger dengan Tokopedia menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. pada Mei 2021.
"Kenapa Telkomsel berinvestasi di GoTo walaupun belum menghasilkan keuntungan? Pertama, melihat pertumbuhan," kata Direktur Utama Telkomsel Hendra Mulya Syam dalam rapat dengan panitia kerja (Panja) Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di gedung parlemen pada Selasa, 14 Juni 2022.
Dia melihat pertumbuhan atau growth perusahaan rintisan berjalan secara cepat dan mempunyai potensi bisnis berkelanjutan.
Alasan kedua, yaitu mendorong adopsi ekonomi digital yang berkelanjutan dengan memanfaatkan kolaborasi aset dan ekosistem dari kedua belah pihak.
Dia mengatakan dalam prospektus GoTo tidak ada statemen kapan mulai untung atau di tahun ke berapa dari investasi. Kendati begitu, Hendra yakin Telkomsel mendapatkan keuntungan dari sinergi dan kolaborasi antara kedua pihak tersebut.
Adapun pada pesempatan itu dia menuturkan ada lima proses yang dilakukan dalam investasi itu, yaitu inisiasi, evaluasi dan persetujuan, eksekusi US$ 150 juta, rencana merger, dan eksekusi opsi US$ 300 juta. "Di proses inisiasi kita mendapatkan undangan penawaran investasi dari Gojek," ujarnya.
Setelah itu, perseroan mempelajari inisiasi itu, lalu membalas dengan surat ketertarikan dari Telkomsel untuk menjajaki penawaran Gojek. Dia mengklaim telah melakukan evaluasi cukup banyak yang untuk investasi sebesar US$ 450 juta atau Rp 6,4 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar Amerika Serikat) secara menyeluruh.
Melibatkan Penasihat Legal Independen