Selanjutnya, pendekatan hyperlocal. Dengan pendekatan hyperlocal, konsumen bisa mendapatkan barang paling sesuai dengan kebutuhan dari lokasi terdekat. Barang itu kemudian dikirimkan dengan biaya terjangkau. Integrasi data dan kegiatan operasional ini memungkinkan pesanan pengiriman logistik on demand di Tokopedia naik dari 18 persen menjadi 26 persen.
“Tren ini sangat menarik karena menunjukkan konsumen semakin siap membayar demi mendapat barang yang mereka beli dengan lebih cepat,” katanya.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 80 persen di antaranya dikirimkan oleh armada Gojek dengan penurunan biaya per kilometer sebesar 10 persen. Volume transaksi yang lebih besar, kata Andre, menyebabkan adanya efisiensi biaya.
Di sisi lain, dia melihat potensi pengembangan strategi hyperlocal masih sangat besar. Misalnya untuk logistik. Andre menyebut 26 persen pesanan Tokopedia dikirimkan dengan layanan instant dan sameday.
“Ini artinya masih ada kesempatan 74 persen dari pesanan Tokopedia yang dikirimkan jasa logistik lainnya," katanya.
Untuk itulah, Gojek dan Tokopedia berencana terus berinvestasi untuk meningkatkan integrasi aset, seperti fulfillment center, yaitu gudang-gudang yg tersebar di seluruh Indonesia untuk menampung stok barang yang dijual. Perusahaan juga menggunakan teknologi routing dan batching supaya barang diantarkan lebih cepat dengan biaya yang lebih terjangkau bagi konsumen.
Untuk strategi ketiga, yakni teknologi finansial, Andre mengatakan sejak kuartal IV 2021, Gopay telah menjadi salah satu opsi pembayaran di Tokopedia. Di kuartal I 2022, 93 persen dari GTV Tokopedia yang menggunakan pilihan pembayaran e-money telah menggunakan Gopay.
“Saat ini Gopay telah memiliki izin e-wallet dari Bank Indonesia sehingga ke depan kami dapat terus meningkatkan penetrasi digital wallet di ekosistem GoTo,” ucap Andre.