Berikutnya, soal tempat jualan makanan yang terbatas di dekat area grandstand masing-masing. Stoknya pun cepat habis karena banyaknya pembeli. "Di dekat grandstand kami ada tenant hotdog dan dimsum. Harga masih wajar sih. Tapi kalau mau mencari makanan lain agak sulit, karena jaraknya jauh dan cuaca terik sekali." kata Soraya.
Begitu juga untuk spot pengisian air minum. Walaupun panitia sigap mengganti isi dispenser air ketika kosong, tapi jumlah tempatnya jauh lebih sedikit dari pengunjung yang datang.
Lalu penerangan jalan ke arah titik jemput shuttle bus untuk kembali ke JIExpo tergolong minim. Sehingga di malam hari, para penonton usai balapan hanya mengandalkan lampu dari restoran dan bangunan sekitar. "Jadi meskipun jalan bareng-bareng, tetep deg-degan," tutur Andita.
Terakhir, sebagai fans balap mereka mengaku cukup terganggu ketika melihat momen para pejabat di podium bermain ponsel ketika upacara penghargaan di podium. Soal ini juga diungkapkan oleh pendiri Dusun Formula atau yang biasa disapa Bu Kadus (Kepala Dusun), Adelia Zahra.
Mahasiswi tingkat akhir di salah satu universitas di Yogyakarta ini menyatakan akan sangat baik jika para tamu undangan di podium fokus menyelamati para pemenang lomba balap itu ketimbang sibuk merekam dengan ponselnya. "Kalau tujuannya untuk dokumentasi, harusnya bisa minta ke panitia setelah acara," kata Adelia.
Para pejabat yang hadir di upacara podium, menurut dia, perlu ingat bahwa mereka juga dilihat oleh pihak luar, yakni para pebalap, tim, dan FIA. "Apalagi upacara podium diadakan untuk menghormati pemenang. Harusnya bisa menempatkan diri."
Komunitas Dusun Formula atau Duforla lahir pada 17 Januari 2021 dari grup percakapan soal balap F1 dengan jumlah anggota 42 orang. Selain berbagi soal motorsport, komunitas ini juga aktif menjadi content creator dengan komedi berunsur lokal Indonesia, melalui akun Twitter dan TikTok @dusunformula. Per 5 Juni 2022 jam 10.04, Dusun Formula memiliki 3.993 followers di Twitter dan 6.721 pengikut di TikTok.
Lebih jauh, Adelia berharap panitia Formula E dapat belajar dari penyelenggaraan tahun ini sebagai bahan perbaikan untuk selanjutnya. "Semoga euforia pasca Jakarta E-Prix ini bisa menunjukkan bahwa olahraga itu memang fungsinya untuk menyatukan, bukan untuk memecah. Harapannya, semua bisa lebih fokus meningkatkan kualitas penyelenggaraan untuk selanjutnya."
RR ARIYANI
Baca: Luhut Sebut Turis Lokal Bayar Rp 750.000 Masuk Borobodur, Bagaimana Wisman?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.