TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov, mengingatkan pemerintah untuk segera membuat strategi agar anggaran subsidi energi dan listrik tidak terus melonjak. Pemerintah sebelumnya meminta restu DPR menambah anggaran subsidi dan kompensasi untuk menopang lonjakan harga komoditas global.
“Subsidi anggaran itu tidak boleh terus-menerus melonjak tanpa terkendali. Artinya, pemerintah harus memikirkan juga strategi agar lonjakan subsidi dan kompensasi energi dari ini bisa ditekan sebesar mungkin," ujar Abra pada Tempo, 24 Mei 2022.
Salah satu strategi untuk mengendalikan subsidi, Abra mencontohkan, ialah melalui penyaluran bantuan tertutup. Subsidi tertutup berarti bantuan diberikan langsung kepada penerima sesuai dengan data yang dimiliki Kementerian Sosial.
Saat ini, kebijakan itu belum berhasil dilakukan pemerintah sehingga pemberian subsidi energi acap salah sasaran. Apalagi, subsidi energi kerap masih dinikmati masyarakat atas atau kalangan mampu.
"Misalnya solar, itu juga terang-terangan yang menikmati adalah industri dan perkebunan besar. Itu terjadi penyimpangan-penyimpangan yang itu sendiri dikonfirmasi oleh pemerintah," ujar Abra.
Walau begitu, Abra melihat dalam jangka pendek, tambahan anggaran subsidi serta kompensasi untuk energi dan listrik ini bisa membantu keuangan BUMN, yaitu Pertamina dan PLN. Subsidi pun akan membantu masyarakat bawah agar daya beli tetap terjaga di tengah lonjakan harga komoditas dunia.