TEMPO.CO, Jakarta -Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) memberikan penghargaan kepada Bio Farma karena berperan aktif untuk percepatan pengembangan dan produksi vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) untuk mengentaskan polio di dunia.
Penghargaan ini diberikan di Singapura dalam acara nOPV2 manufacturing and tech transfer summit, 18 Mei 2022, oleh musisi India Ajoy Chakrabakti dan diterima oleh Bio Farma yang diwakili oleh SEVP (Senior Executive Vice President) Bio Farma, Adriansjah Azhari.
“Pengembangan vaksin nOPV2 didasari dari kompetensi dan pengalaman Bio Farma dalam penelitian, pengembangan, produksi, hingga pernah menjadi penyedia utama dunia untuk vaksin Oral Polio Vaccine (OPV),” kata Adriansjah, dalam keterangan tertulis, 18 Mei 2022.
Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2 manufacturing and tech transfer summit dilakukan dalam upaya untuk mencari solusi dan mempercepat peningkatan kapasitas produksi nOPV2 untuk dapat memenuhi kebutuhan global.
Pasalnya, Badan Kesehatan Dunia saat ini sangat serius untuk memberantas wabah polio di dunia, dan diperlukan kolaborasi yang intens antar negara untuk memberantasnya.
Dilansir dari situs The Global Polio Eradication Initiative (GPEI), saat ini ada dua negara yang masih mengalami endemik penyakit polio yaitu Afganistan dan Pakistan. Beberapa negara di Afrika, Timur Tengah, Asia, dan Eropa, juga berpotensi kembali mengalami wabah polio.
Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis Bio Farma, Yuliana Indriati, yang juga hadir saat pemberian penghargaan mengatakan, Indonesia melalui Bio Farma, beserta beberapa entitas global ikut berkontribusi aktif untuk membantu dunia dalam memberantas penyakit polio. Salah satunya melalui inovasi produk Bio Farma berupa nOPV2 ini.
Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 (nOPV2) adalah vaksin baru yang pertama di dunia, yang merupakan hasil penelitian dari induk Holding BUMN Farmasi BUMN, Bio Farma, yang merupakan versi modifikasi dari OPV monovalen tipe 2 (mOPV2) yang sudah ada.
Secara uji klinis, nOPV2 ini, memberikan perlindungan yang sama terhadap virus polio tipe 2, dengan keunggulan lebih stabil secara genetik, dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk kembali terjadinya cVDPVC atau Circulating Vaccine Derived Poliovirus yakni munculnya kembali kasus polio dari mutasi virus dalam vaksin.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan vaksin jenis nOPV2 ini tidak digunakan di Indonesia, mengingat Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak 2014 silam.
“Oleh karenanya, vaksin nOPV2 hasil produksi dari insan Bio Farma ini, yang secara genetik lebih stabil dan telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM dan Emergency Use Listing (EUL) dari WHO sebagai persetujuan penggunaan dalam keadaan darurat, sehingga diharapkan dengan adanya vaksin polio generasi terbaru ini, dunia bisa terbebas dari penyakit polio,” kata Honesti.
Honesti menuturkan, sejak pertama kali nOPV2 diproduksi pada 2020, Bio Farma sampai saat ini telah memproduksi lebih dari 300 juta dosis nOPV2 untuk memenuhi kebutuhan dunia sesuai rekomendasi dari The Global Polio Eradication Initiative (GPEI) dan UNICEF.
Baca Juga: Terpopuler Bisnis: Terra Luna Jeblok 90 Persen, Direksi Kimia Farma Dirombak