INFO BISNIS – Kementerian Pertanian turut memaksimalkan peran BPP Kostratani untuk menggenjot kualitas SDM pertanian. Hal ini dilakukan untuk mendukung pengembangan pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menekankan penguatan sumber daya manusia (SDM) wajib masuk dalam program prioritas Kementerian Pertanian. "Dan hal ini dilakukan terintegrasi pada pembentukan Komando Strategis Pertanian (Kostratani) yang berbasis di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa program utama pembangunan pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia dapat dilakukan dengan gerakan nasional. Hal tersebut meliputi peningkatan produktivitas, produksi, dan ekspor, peningkatan populasi ternak, pengembangan SDM, serta penerapan mekanisme pertanian dengan ekspansi pertanian.
“Pembangunan pertanian akan berdampak pada tersedianya pangan untuk 273 juta jiwa, meningkatnya kesejahteraan petani, dan dapat meningkatkan ekspor pangan secara baik,” tuturnya.
Salah satu kegiatan yaitu kostratani yang merupakan pusat kegiatan pembangunan berbasis teknologi informasi. “Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita untuk masa mendatang,” ujar Dedi.
Untuk mengoptimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian, Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional melaksanakan studi tiru di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas SDM penyuluh dan petani dalam diseminasi inovasi teknologi.
“Kami menyambut baik para penyuluh dan petani meningkatkan kapasitasnya melalui studi tiru di BBPP Ketindan. Hal ini sesuai dengan tupoksi kami sebagai UPT Pelatihan di bawah Pusat Pelatihan Pertanian, mempunyai tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian, peternakan atau kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian,” tutur Sumardi Noor, Kepala BBPP Ketindan.
Sebanyak 48 petani dan penyuluh melakukan studi tiru didampingi oleh Sekretaris Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan terkait inovasi dan teknologi untuk bisa diaplikasikan di wilayah mereka masing-masing.
Dengan sinergi yang kuat dibangun oleh petani dan penyuluh, peserta berharap bisa menyerap dengan baik transfer ilmu yang diberikan oleh Tim BBPP Ketindan.
Marjono, Sekretaris Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Ponorogo, mengaku sangat mendukung kostratani yang semakin tumbuh pesat dalam perjalanannya di Kabupaten Ponorogo.
“Kami berharap melalui studi tiru ini semakin meningkatkan peran kostratani sebagai pusat pembelajaran bagi petani. Proses pembelajaran ini nantinya berdampak signifikan terutama dalam aplikasi inovasi dan tindak lanjut ke depannya untuk bisa meningkatkan ketahanan pangan,” kata Marjono.
Beberapa kegiatan studi tiru antara lain belajar membuat asap cair, pupuk jernih dan pestisida nabati di instalasi proteksi tanaman bersama widyaiswara spesialisasi proteksi tanaman, dilanjutkan dengan aneka pengolahan hasil tanaman pangan dan obat di laboratorium teknologi pengolahan hasil pertanian bersama widyaiswara spesialisasi pengolahan hasil pertanian. (*)