TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah selama dua hari berturut-turut. Indeks meninggalkan posisi 7.000 setelah libur panjang Lebaran 2022.
Sejumlah analis melihat ada sentimen negatif dari pasar global yang menyebabkan IHSG jatuh. Analis Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, menilai anjloknya indeks pada perdagangan setelah libur panjang tak terlepas dari fluktuasi market dunia.
Baca Juga:
“Kalau kami melihatnya lebih karena sentimen negatif dari pasar global market. Saat Lebaran dan bursa libur memang indeks-indeks global lain terkoreksi cukup parah,” kata Paulus Jimmy kepada Tempo, Selasa, 10 Mei 2022.
Pada Senin, 9 Mei 2022, pasar saham turun 4,42 persen ke level 6.909. Tren penurunan terus berlanjut pada penutupan sesi II Selasa. Indeks ditutup di level 6.819,79. Padahal sebelum Idul Fitri, indeks sempat menyentuh level tertinggi pada posisi 7.355.
Menurut Jimmy, penurunan yang terjadi pada IHSG dan indeks global lain terjadi terutama setelah kenaikan suku bunga The Fed. Minggu lalu, Bank Sentral Amerika Serikat tersebut menaikkan suku bunga setengah poin persentase.
Ketua The Fed Jerome Powell telah memberi sinyal jika The Fed akan terus menaikkan suku bunga pada kecepatan tersebut. Ini pertama kalinya dalam 22 tahun Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga dengan basis poin yang tinggi.