TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG masih melemah dan menutup sesi pertama perdagangan hari ini di angka 6.709,7. Indeks tersebut turun 2,89 persen ketimbang angka penutupan kemarin, Senin, 9 Mei 2022.
Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa global dan regional yang juga ambruk. Pasar saham di Amerika Serikat pun ditutup melemah dan terlihat dari Dow Jones Industrial Average (DIJA) yang turun 1,9 persen, S&P500 turun 3,2 persen dan Nasdaq turun 4,3 persen.
Analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan sejumlah faktor yang memicu penurunan indeks itu di antaranya adalah kombinasi kenaikan suku bunga acuan The Fed dan kekhawatiran terkait kemungkinan resesi (akibat kenaikan inflasi yang terus terjadi) menjadi faktor penekan utama pasar Amerika Serikat.
Mayoritas bursa di Asia juga melemah. Beberapa di antaranya adalah Nikkei yang turun 0,88 persen, Hang Seng (-2,83 persen), STI (-1,32 persen), dan Kospi (-0,67 persen). Sedangkan bursa Shanghai menguat 0,17 persen.
Di bursa Indonesia, tercatat sebanyak 99 saham menguat, 493 melemah, dan 110 stagnan pada sesi pertama perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,8 triliun.
Aksi jual oleh para investor asing masih juga terus berlanjut. "Di akhir sesi pertama hari ini, tercatat angka jual bersih investor asing sebesar Rp 1,6 triliun di pasar reguler, sementara di pasar negosiasi tercatat jual bersih investor asing sebesar Rp 130 miliar," seperti dikutip dari analisis Tim Samuel Sekuritas.
Saham emiten FMCG Unilever Indonesia (UNVR) menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing di pasar reguler pada sesi pertama hari ini, dengan nilai net buy asing sebesar Rp 140,9 miliar, disusul EMTK sebesar Rp 47,9 miliar, dan PGAS sebesar Rp 43,9 miliar.
Sementara itu, saham emiten Bank BCA (BBCA) menjadi saham yang paling banyak dilepas investor asing di sesi pertama hari ini, dengan nilai net sell asing sebesar Rp 532,1 miliar. Kemudian ada saham BBRI Rp 302,8 miliar dan TLKM sebesar Rp 233,2 miliar yang masing-masing juga dilepas oleh investor asing.