Lebih jauh ia bercerita bahwa sebelum pengepul berhenti membeli sawit, harga beli Tandan Buah Segar (TBS) anjlok drastis menjadi sekitar Rp 1.800 per kilogram. Padahal, sebelum adanya kabar larangan ekspor sawit itu, harga TBS bisa mencapai Rp 2.900 per kilogram di tingkat pengepul di desa-desa.
Adapun, salah seorang pengepul sawit di Marangkayu, Hary Setiawan, mengaku tak lagi bisa membeli sawit karena tidak ada pengusaha yang mau membeli sawit. Hal ini terjadi sejak adanya larangan ekspor tersebut.
"Biasa saya kirim ke Muara Badak. Tapi sekarang mereka tidak terima barang. Tentu saya gak mau ambil risiko," ucap Hary. "Kalau tidak terjual sawit akan rusak. Beda dengan karet."
Serupa dengan para petani, para pengepul sawit juga berharap ekspor kembali diizinkan oleh pemerintah. Dengan begitu, sawit bisa kembali dikirim ke luar negeri dan banyak pihak bisa kembali mendulang rezeki dari produk sawit itu.
ANTARA
Baca: Arus Balik Lebaran 2022, Ribuan Kendaraan Padati Pelabuhan Bakauheni Malam Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.