Keamanan Bank Digital
Sementara itu bicara soal keamanan bank digital, Tjandra menekankan keamanan itu peluangnya 50:50. Artinya, ketika bank telah melakukan berbagai upaya di sisi keamanan, namun nasabah bersikap teledor dengan tidak menjaga kerahasiaan PIN atau OTP, maka upaya keamanan itu pun jadi bertepuk sebelah tangan.
“Bank digital ini dijamin LPS dan kami menjalankan bisnis secara bertanggung jawab. Kami membangun teknologi, yang bisa mengetahui ini foto yang diberikan nasabah palsu atau tidak. Jadi sekarang nasabahnya, jangan sembarangan kasih OTP atau PIN serta berhati-hati dengan scammers,” kata Tjandra.
Tjandra menyebut sejumlah keamanan yang telah diupayakan pihaknya adalah menggunakan teknologi face recognition dan teknologi pencocokan data yang dimasukkan nasabah dengan data yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Sejumlah nasabah, diakui Tjandra ada yang mengeluh karena teknologi face recognition agak rumit. Namun ini semua dilakukan pihaknya semata demi keamanan.
Bukan hanya itu, demi memberikan rasa aman pula, Tjandra menyebut pihaknya memiliki sistem anti-fraud. Dengan begitu, ketika ada transaksi yang mencurigakan Bank Neo Commerce akan segera menghentikan transaksi tersebut.
Untuk bisa mengerahkan teknologi yang menjamin keamanan nasabah itu, Bank Neo sejauh ini sudah menggelontorkan modal sebesar Rp 7 triliun. Jumlah tersebut, diprediksi akan terus bertambah.