Sementara itu, Boeing Co memperkirakan pasar penerbangan di Asia Tenggara akan membutuhkan sebanyak 4.465 pesawat baru senilai US$ 765 miliar dan layanan penerbangan komersial senilai US$ 790 miliar pada 2040.
Wakil Presiden Pemasaran Komersial Boeing Darren Hulst mengatakan negara Asia Tenggara mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cepat melihat adanya pertumbuhan jumlah pesawat dan lalu lintas pergerakan penumpang jauh di atas rata-rata global.
Dia pun memerinci untuk maskapai berbiaya rendah diperkirakan memperluas jaringan intra-regional dengan jet lorong tunggal.
Sebaliknya, kebijakan open sky dan perjanjian perdagangan memungkinkan operator untuk berinvestasi dalam pesawat berbadan lebar yang hemat bahan bakar untuk melayani rute jarak jauh.
“Asia Tenggara diperkirakan membutuhkan 4.465 pesawat baru senilai US$765 miliar dan layanan penerbangan komersial senilai US$790 miliar pada 2040,” ujarnya.
Darren menjelaskan kawasan Asia Pasifik memiliki pasar perjalanan udara yang beragam, termasuk ekonomi yang matang serta pasar perjalanan udara yang berkembang pesat. Pasar penerbangan yang berkembang tersebut terutama berada di Cina, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.