TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics Indonesia (CORE) Yusuf Rendy Manilet menyarankan pemerintah meningkatkan proporsi pembiayaan ekspor UMKM agar mampu menembus pasar global.
"Total proporsi pembiayaan ekspor untuk UMKM itu relatif masih kecil, ada di kisaran 10-15 persen dari total share pembiayaan ekspor," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin 18 April 2022.
Yusuf berpendapat pemerintah masih kurang memperhatikan dukungan pembiayaan ekspor untuk UMKM dan juga jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan pembiayaan ekspor untuk non-UMKM.
"Kalau kita berbicara akses ke luar, pasar ekspor, maka kita tentu perlu melihat seberapa besar pembiayaan ekspor yang telah dilakukan pemerintah untuk UMKM," ujarnya.
Terkait dukungan pembiayaan kepada UMKM agar produknya lebih dikenal di Tanah Air, Yusuf menilai dukungan pemerintah melalui kredit usaha rakyat (KUR) sudah menjadi program yang tepat ditambah dengan subsidi bunga tiga persen yang kembali diperpanjang hingga Desember 2022.
Selain juga program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang rutin dilaksanakan setiap bulan di provinsi yang berbeda, dinilainya sebagai gerakan yang tepat untuk mendorong akses pasar UMKM yang lebih luas.