"Itu merupakan gerakan ataupun inisiasi yang baik, artinya ini merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong akses pasar yang lebih luas untuk UMKM,” ucapnya.
Lebih lanjut Yusuf menyarankan pemerintah dan industri perbankan mencarikan solusi pembayaran di luar perbankan dan tidak hanya melalui KUR.
Menurutnya, KUR memang langkah yang positif untuk mendukung pengembangan UMKM. Namun, ia menekankan pembiayaan kepada usaha skala mikro dan kecil memiliki risiko dan tantangan yang relatif lebih tinggi.
"Pemerintah punya lembaga pembiayaan ultramikro yang disalurkan melalui Kementerian Keuangan, ada pembiayaan UMi, ultramikro kredit. Tetapi, gaungnya perlu lebih banyak lagi, perlu yang lebih besar lagi gerakannya," kata dia.
Adapun pada kuartal III 2021 jumlah ekspor UMKM masih 15,65 persen, masih jauh dibanding beberapa negara lainnya, seperti Singapura 41 persen, Thailand 29 persen, atau China yang mencapai 60 persen.
Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan kontribusi ekspor UMKM meningkat menjadi 17 persen di 2024.
BACA: BTPN Syariah Catat Pembiayaan Ultra Mikro Tumbuh 10 Persen Jadi Rp 10,44 Triliun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu