“Fitur bank digital ternyata memang menarik,” kata Renny Novilia, 29 tahun, nasabah SeaBank, bank digital milik Shopee. Nama besar Shopee salah satu daya tarik bagi Renny yang juga pegawai bank. Ia bebas transfer ke bank lain atau top-up ke dompet rekening, seperti OVO dan Gopay, tanpa batasan saldo mengendap. Seabank memberi bunga simpanan 7 persen dan sederet promo. “Beda dengan Line Bank (bank digital) yang kasih batasi 25 kali transfer, bunganya juga kecil.”
Keterjangkauan wilayah dan akses layanan di daerah, versi Bank Digital, bukan lah masalah. Selama ada layanan data, nasabah bank digital bisa transfer uang hingga membayar tagihan. Sekertaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun mengatakan nasabah hanya memerlukan internet. “Kami yakin akses internet sudah berkembang baik berkat sejumlah inisiatif dari berbagi pihak,” kata dia.
Kantor Bank Jago. Dok. Bank Jago
Infrastruktur dan kesiapan ekosistem layanan digital di Pulau Jawa, kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan, lebih matang dibanding kawasan lain. Karena itu, mayoritas nasabah digital menggemuk di Jawa. “Memang itu hal yang masuk akal karena memang pemerataan perkembangan dan teknologi baru merambah ke daerah-daerah sekitarnya di beberapa tahun terakhir.”
Digital Banking Business Product Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja, mengakui penetrasi layanan perbankan digital ke berbagai daerah memiliki tantangan. Pertama, edukasi masyarakat tentang konsep dan produk digital banking. Lalu, tantangan pembangunan infrastruktur dan terakhir, kesadaran soal keamanan siber. “Kemudahan yang diberikan digital banking harus diikuti dengan peningkatan keamanan dan kualitas yang berkelanjutan dari penyedia layanan,” kata dia.
Layanan digital perbankan juga menyasar pelaku usaha produktif. Bank Mandiri, dengan layanan Kopra, menyediakan pusat informasi dan transaksi bisnis di segmen wholesale. Hingga kuartal I 2022, Bank Mandiri mencatat pengguna Kopra lebih dari 43 ribu nasabah dengan transaksi Rp 6.200 triliun. Mayoritas users Kopra tetap dari Jawa, yakni lebih dari 27.600 orang, disusul Sumatera dan Kalimantan, 6.800 dan 4.000 nasabah. “Putaran uang beredar dan aktivitas transaksi bisnis yang men-drive trigger deal atau transaksi. Pusat bisnis masih di Jawa, “ kata Panji Irawan Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri.
Suasana sepi gedung perkantoran masa pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi jilid 2 di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Senin 12 Oktober 2020. Pemprov DKI Jakarta memutuskan mengurangi kebijakan rem darurat secara bertahap dan memasuki Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi dengan ketentuan baru selama dua pekan ke depan, mulai tanggal 12 - 25 Oktober 2020. TEMPO/Subekti.
Kini, hampir semua layanan dasar perbankan seperti pembukaan rekening dilakukan tanpa tatap muka. Kemudahan ini diharapkan memudahkan masyarakat meningkatkan kemampuan ekonomi hingga di pelosok. Pada layanan digital Bank Commowealth, selain membuka rekening, fitur jual beli produk keuangan juga disediakan. “Dengan layanan wealth management, nasabah bisa bertransaksi reksa dana hingga obligasi kapan saja dan di mana saja,” kata Head of Marketing, Branding & Digital Products Bank Commonwealth Lia Rosmalia.
Bank Indonesia memprediksi transaksi layanan digital banking tahun ini mencapai Rp 48,6 ribu triliun, naik 46 persen dari tahun sebelumnya. Uang elektronik juga ditaksir Rp 334 triliun, naik 16 persen dari 2021. Perkiraan ini tak lepas dari proyeksi perkembangan e-commerce Rp 530 triliun di 2022. Sayangnya kue besar pasar ekonomi digital ini hanya dinikmati sebagian masyarakat.
Semakin Tumbuh, Semakin Tertinggal