TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar US$ 416,3 miliar pada Februari 2022. Angka ini naik dari bulan Januari yang tercatat sebesar US$ 413,6 miliar.
“Pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir Februari 2022 mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen year on year (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,6 persen (yoy),” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis pada Kamis, 14 April 2022.
Dia menjelaskan, perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan sektor swasta. Bank Indonesia menilai penurunan angka ULN Indonesia pada Februari masih terkendali.
Kemudian ULN Pemerintah pada bulan yang sama tercatat sebesar US$ 201,1 miliar. Jumlah ini naik dari bulan Januari yang sebesar US$ 199,3 miliar.
Eko menjelaskan, perkembangan ULN tersebut disebabkan oleh penarikan neto pinjaman luar negeri untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, seperti dukungan pembiayaan pembangunan dan peningkatan kapasitas infrastruktur serta program peningkatan daya saing. Lalu juga untuk modernisasi industri, dan akselerasi perdagangan dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dan Asian Development Bank (ADB).
“Di samping itu, sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik,” ungkapnya.