“Meskipun beberapa negara menyatakan larangan kedatangan kapal Rusia, batu bara, minyak, dan gas fosil Rusia masih tiba melalui kapal yang terdaftar ke negara lain,” kata Scheller
Dalam tindakan ini Greenpeace menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk membuat pilihan jangka panjang dalam menanggapi perang di Ukraina. Langkah ini diharapkan akan membantu menciptakan perdamaian dan keamanan, dan membuat pilihan untuk menciptakan masa depan yang stabil seperti transisi cepat ke energi yang efisien dan terbarukan.
Sedangkan terkait persoalan ini, Tempo telah mencoba mengonfirmasi kepada Vice President Corporate Communications Pertamina Fajriyah Usman. Namun sampai berita ini diterbitkan, Fajriyah dan manajemen Pertamina belum secara resmi memberikan keterangannya.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada pekan lalu mengatakan perusahaan energi plat merah itu berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang akan diolah di Kilang Balongan.
Untuk itu, kata Nicke, Pertamina saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan proses pembelian minyak ini tidak memicu masalah lebih lanjut.
FAIZ ZAKI
BACA: Kapal Tanker Milik Pertamina Dicegat Greenpeace: Ini Jenis-jenis Kapal Tanker