Pencegatan kapal, kata Leonard, juga dilakukan secara damai tanpa kekerasan. Dia mengatakan bahwa Greenpeace pun juga tidak mempunyai kekuatan untuk menghadang kapal-kapal lain juga yang diduga akan membeli minyak mentah dari Rusia saat masa konflik.
“Tentunya temen-temen Greenpeace di Eropa pada dasarnya melakukan protes tidak hanya melakukan protes kepada Indonesia, tapi juga ke negara lain,” ujarnya.
Sebelumnya, aksi pencegatan ini dilakukan oleh sekelompok aktivis Greenpeace menggunakan kayak. Kemudian mereka menuliskan “Perang Bahan Bakar Minyak” di lambung kapal yang dimiliki PT Pertamina International Shipping.
“Pada pukul 11:00 (09.00 GMT), para aktivis mulai memblokade super tanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain Seaoath mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak,” kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager dikutip dari French 24.
Namun, French 24 menuliskan bahwa kedua kapal itu milik Rusia. Sekitar 100 ribu ton minyak mentah akan ditransfer antara kedua kapal. Adapun dalam dua minggu terakhir, Greenpeace cabang Denmark telah beberapa kali menindak kapal-kapal Rusia yang melakukan transfer minyak.
Tindakan kali ini adalah blokade pertama yang berhasil. “Baru kali ini kami berhasil menghentikan pengiriman. Dalam kasus lain, kapal tanker dialihkan atau dipercepat”, kata Oehlenschlager.
Kepala Greenpeace Denmark, Sune Scheller, menambahkan, layanan pelacakan yang diluncurkan oleh Greenpeace Inggris telah mengidentifikasi setidaknya 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak awal invasi ke Ukraina pada 24 Februari, dan 132 di antaranya menuju ke Eropa.