TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak menanggapi terkait pencegatan kapal tanker Pertamina Prime di lepas pantai Denmark pada kamis, 31 Maret 2022. Leonard mengatakan aksi tersebut dilakukan oleh sekelompok aktivis dari Greenpeace Nordic.
“Yang mengerjakan atau melakukan aksi tersebut adalah teman-teman Greenpeace Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Di sana itu namanya Greenpeace Nordic, gabungan dari beberapa negara Skandinavia,” kata Leonard saat dihubungi pada Senin, 4 April 2022.
Aksi pencegatan kapal milik PT Pertamina (Persero) tersebut merupakan wujud protes terhadap pembelian minyak mentah dari Rusia. Sebab menurut Leonard, membeli Rusia sebagai agresor Ukraina dinilai tidak elok karena mendukung pendanaan perang.
Persoalan ini, kata Leonard, dinilai tidak etis karena seharusnya Indonesia mengikuti amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjaga perdamaian dunia. Selain sebagai organisasi pegiat lingkungan hidup, Greenpeace juga ikut serta dalam ketertiban di lingkup internasional.
“Jadi ini ada persoalan etis yang sangat serius sebenarnya. Jadi membeli minyak karena murah dari negara agresor. Kita ini punya mandat di UUD 45 untuk menjaga perdamaian dunia, ini tindakan dengan kepentingan jangka pendek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita yang ada pada konstitusi,” tuturnya.