Dengan peningkatan penjualan listrik selama tahun 2020 tersebut, kata Darmawan, PLN dapat melunasi utang sebesar Rp 51 triliun selama periode 2020-2021. "Dengan bangga kami umumkan, PLN mampu melakukan upaya pelunasan utang yang dipercepat, yaitu Rp 30,8 triliun pada 2020 dan Rp 21,7 triliun pada 2021."
Rasio keuangan utama perseroan pun meningkat. "Cash flow operasi lebih tinggi, EBITDA dan EBITDA margin membaik, interest-bearing debt kami menurun, di sini kami memahami ada dampak selisih kurs tapi kami kendalikan sehingga laba bersih meningkat," ucap Darmawan.
Pengurangan utang itu, kata Darmawan, terdiri atas pokok utang tersebut maupun bunganya. Dengan pembayaran lebih awal, biaya operasi PLN bisa ditekan hingga Rp 5 triliun sampai September 2021.
"Biaya operasional kami turun Rp 5 triliun pada beban keuangan sampai September 2021," ujarnya.
Dengan begitu, pencapaian kinerja September 2021 disebut lebih baik dari September 2020. Dengan usaha-usaha yang dilakukan, pendapatan usaha stabil dan operasi PLN lebih efisien.
Namun demikian, Darmawan menyatakan pandemi masih memberi dampak terhadap kinerja keuangan PLN meskipun regulatory protection telah dirumuskan. "Ada program transformasi dan efisiensi terus berjalan untuk perbaikan terus menerus."
BISNIS
Baca: BCA Ganti 100 Persen Kehilangan Duit Nasabah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.