Sementara sejumlah konglomerasi lokal juga tercatat sebagai investor GoTo seperti Astra International dan Djarum. Perlu diperhatikan periode lock-up ini tidak berlaku untuk investor yang baru berpartisipasi di masa penawaran awal saham perdana.
Kedua, dalam IPO ini GOTO akan menjalankan skema greenshoe option dan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS). Greenshoe merupakan mekanisme yang memberikan GOTO fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi saham selama periode 30 hari sejak saham listing di BEI.
Melalui IPO ini GOTO akan mengalokasikan dana stabilisasi saham atau greenshoe sebesar US$160 juta atau sekitar Rp2,3 triliun (US$160 juta).
"Dalam 30 hari itu, agen stabilisasi bisa membeli saham GOTO di harga berapapun sampai maksimum harga IPO dalam 30 hari," kata Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, Moleonoto, pekan lalu. Strategi ketiga GOTO dalam meredam kekhawatiran investor adalah penjualan saham perdana yang kurang dari 5 persen.
Nal ini menjadi indikasi bahwa GoTo juga ingin membatasi likuiditas di pasar, sehingga ruang spekulasi terhadap harga sahamnya menjadi terbatas. Dalam IPO saham ini, GOTO menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).
BISNIS
Baca: Vaksin Booster Jadi Syarat, Pemudik Bisa Vaksinasi di Posko Mudik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.