"Kerja sama ini nantinya akan merealisasikan Program KPR Sewa Beli dengan skema rent to own, merupakan produk yang ditujukan dalam rangka meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah nonfixed income untuk dapat memiliki hunian melalui skema sewa dan kemudiandilanjutkan dengan opsi membeli di tengah atau di akhir periode sewa," ujarnya.
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan PT Sarana Multigriya Finansial Heliantopo menuturkan SMF menjadi mitra Pinhome dalam memfasilitasi masyarakat khususnya yang memiliki keterbatasan akses pembiayaan untuk dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam memiliki hunian yang layak. Hal ini merupakan wujud dari kehadiran negara untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya MBR dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan.
SMF sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan memiliki misi yang sejalan dengan Pinhome untuk dapat mewujudkan akses dan keterjangkauan setiap masyarakat di Indonesia untuk dapat memiliki hunian yang layak. "Untuk itu, program sewa-beli diharapkan dapatmenjangkau segmen masyarakat yang selama ini memiliki keterbatasan akses [unbankable]," katanya.
Sepanjang 2021, Pinhome telah memungkinkan sektor properti untuk mempertahankan operasinya selama pandemi dan memperluas pangsa pasarnya melalui ekosistem platform digital. Melanjutkan milestones tersebut, Pinhome senantiasa mengembangkan dan menyempurnakan layanannya demi mewujudkan visi untuk semakin mempermudah akses properti dan meningkatkan penghidupan dan inklusi finansial untuk semua lapisan masyarakat Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menuturkan pada 2020, BPS menyebutkan bahwa lebih dari 71 juta penduduk berpenghasilan rendah di Indonesia, 15 persen di antaranya atau sekitar 11 juta jiwa belum memiliki rumah layak huni.
Salah satu hambatan utama yang dihadapi para calon pembeli adalah uang muka (down payment) yang mahal yang biasanya mencapai minimal 15 persen - 20 persen dari harga total rumah. Terlebih, harga properti yang terus meroket memang menjadi kendala utama dalam memiliki rumah, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
“Ditambah lagi dengan adanya dampak dari pandemi Covid-19, minat konsumen untuk membeli rumah segmen ini terhitung sedikit, karena pandemi berdampak cukup signifikan pada daya beli," ucapnya.
Oleh karena itu, perlu ada skema lain yang dapat mengakomodasi kebutuhan segmen ini yang tidak hanya bisa mendongkrak penjualan rumah tetapi juga bisa memberikan angin segar kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap.
BISNIS
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Siapkan Area Khusus Tes PCR untuk Pembalap MotoGP
elalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.