"Total kapasitas terminal ini bisa mencapai 218 ribu unit kendaraan per tahun baik internasional maupun domesti atau antar-pulau," ujar Budi.
Bupati Subang Ruhimat optimistis keberadaan Pelabuhan Patimban akan turut mendorong perkembangan perekonomian rakyat seperti pertumbuhan zona industri dan pertanian di Subang dan sekitarnya. "Kami berharap nantinya hasil industri dan pertanian Subang dapat diekspor melalui Pelabuhan Patimban," ujar Ruhimat.
Sejak diserahterimakan kepada PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) pada Desember 2021, pelabuhan ini sudah mencatatkan beberapa kali kegiatan ekspor. Negara tujuan ekspor adalah Pelabuhan Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Singapura, dan Jepang.
Pelabuhan Patimban diklaim akan menjadi cikal bakal kawasan industri dan perkotaan baru di Rebana (Cirebon, Subang, Patimban dan Kertajati) Metropolitan, yang meliputi enam kabupaten dan satu Kota Cirebon, dengan jantung pertumbuhan kawasan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Dibangun sejak 2018, pengembangan Patimban telah memasuki Tahap 1-2.
Pengembangan itu meliputi pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas sampai 3,75 juta TEUs dan terminal kendaraan dengan kapasitas total sampai dengan 600.000 CBU serta Terminal kapal roro.
Di dalam area pelabuhan saat ini terdapat fasilitas dermaga peti kemas (420 m x 34 m), dermaga kendaraan (300 m x 33m), lapangan penyimpanan kendaraan (kapasitas 218.000 CBU), lapangan penumpukan peti kemas (kapasitas 250.000 TEUs), area reklamasi (60 hektare), pengerukan kolam (10 meter), jalan pelabuhan, dan gedung administrasi.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Pelabuhan Patimban Akan Diambil Alih Oleh PPI-Jepang Mulai 16 Desember
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.