Pada 2021, perusahaan memproduksi sekitar 52,70 juta ton batu bara, atau turun 3 persen year on year. Sementara penjualan batu bara mencapai 51,58 juta ton tahun lalu atau turun 5 persen yoy.
ADRO juga mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 218,90 Mbcm pada 2021, atau naik 4 persen yoy, sehingga nisbah kupas tahun ini tercatat 4,15x. “Cuaca buruk di sepanjang tahun memperlambat kegiatan pengupasan lapisan penutup,” tulis manajemen ADRO dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 3 Maret 2022.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro, Garibaldi Thohir, menyebutkan, kondisi pasar yang kondusif telah menopang kinerja perusahaan sepanjang tahun 2021. “Kami membukukan profitabilitas yang solid dan berkat hal ini,” tuturnya.
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa dengan Boy Thohir itu yakin perusahaan dapat meningkatkan kontribusi terhadap negara melalui royalti dan pajak. "Batu bara memang harus mengikuti siklusnya. Jadi walaupun kami menyambut baik dengan kondisi yang kondusif ini, kami tak akan goyah dalam fokus terhadap efisiensi dan keunggulan operasional."
Lebih jauh, kata Boy Thohir, Adaro memastikan bahwa bisnis ini akan dapat bertahan di tengah berbagai siklus melalui aktivitas bisnis yang stabil dan berkelanjutan. Ia memperkirakan pemulihan ekonomi global akan berdampak positif terhadap industri batu bara, namun ADRO akan tetap waspada terhadap pandemi yang belum juga usai.
BISNIS
Baca: Harga Elpiji 12 Kg di Bogor Tembus Rp 206.000, Pedagang: Cuma Sultan yang Beli
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.