Chief Risk Officer perusahaan perdagangan crypto B2C2 untuk Jepang, Adam Farthing, mengatakan Bitcoin itu bisa memutuskan tautan dari risiko. Aset digital itu juga mulai bisa disebut menjadi aset investasi lindung nilai terhadap ketidakstabilan geopolitik dan inflasi.
Managing Partner di Gigabyte Investment, Louis Curran, menyebutkan Bitcoin dapat mengambil keuntungan dari beberapa ketidakstabilan yang kemungkinan akan menimpa dolar dan euro. "Sebagai akibat dari memburuknya ketegangan internasional,” kata Curran dalam sebuah postingan di LinkedIn.
Namun walaupun telah menguat belakangan ini, korelasi Bitcoin dengan S&P 500 turun hingga 0,7 awal tahun ini. Data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan ada korelasi 1. Artinya dua aset bergerak bersama-sama dengan sempurna, sedangkan korelasi nol menunjukkan fluktuasinya sepenuhnya independen.
Farthing menyatakan ada sejumlah indikasi bahwa Bitcoin mungkin mendekati titik balik. "Fakta bahwa volatilitas skew tidak diperdagangkan di dekat level tertinggi baru-baru ini menunjukkan pasar mungkin mulai khawatir tentang kurangnya investasi di Bitcoin,” kata Farthing. Ia merujuk pada hubungan antara harga opsi bullish dan bearish pada token digital.
BISNIS
Baca: Investasi Pariwisata Tak Menggairahkan, Bahlil: Pak Sandiaga Jam Terbangnya Tinggi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.