TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan memaparkan skenario transisi energi nasional dari fosil ke energi baru terbarukan yang tertuang dalam peta jalan Grand Strategi Energi Nasional ke forum Kelompok 20 atau G20.
"Presidensi G20 Indonesia akan dimanfaatkan pemerintah untuk mengenalkan kepada dunia skenario Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat," kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda Priaadi dalam keterangan di Jakarta, Jumat 4 Februari 2022.
Yudo menjelaskan GSEN menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 100 persen pada 2060, dengan kapasitas 587 gigawatt mencakup PLTS sebesar 361 gigawatt, PLTA 83 gigawatt, PLTB 39 gigawatt, PLTN 35 gigawatt, PLTBio 37 gigawatt, PLTP 18 gigawatt, dan PLT arus laut 13,4 gigawatt.
Pemerintah menegaskan tambahan pembangkit listrik setelah tahun 2030 hanya bersumber dari energi terbarukan yang berarti tidak ada lagi setrum kotor yang terbuat dari bahan bakar fosil.
"Mulai 2035 akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) berupa PLTS, pada tahun berikutnya menyusul PLTB dan PLT arus laut. PLTP juga akan dimaksimalkan hingga 75 persen dari potensinya," jelas Yudo.