Yudo mengungkapkan pemerintah tidak akan lagi menambah PLTU, kecuali yang telah kontrak dan konstruksi. PLTU milik PLN akan berhenti beroperasi lebih cepat dibandingkan revaluasi aset.
PLTU milik perusahaan listrik swasta atau IPP pensiun setelah berakhirnya perjanjian jual beli listrik. Sedangkan, PLTGU akan berhenti beroperasi setelah usia 30 tahun.
PLTA juga akan dimaksimalkan dan listriknya dikirim ke pusat-pusat beban di pulau lain agar bisa mendukung ketahanan energi nasional. Selain itu PLTA juga akan memberikan keseimbangan bagi pembangkit energi terbarukan variabel.
PLTN juga akan masuk sekitar tahun 2049 untuk menjaga keandalan sistem. Adapun pumped storage akan dimulai pada 2025 dengan target 2060 sebesar 4,2 gigawatt.
Yudo menyampaikan teknologi Battery Energy Storage System (BESS) mulai masif di tahun 2031 dan kapasitasnya akan mencapai 140 gigawatt pada 2060.
"Hidrogen juga akan dimanfaatkan bertahap mulai 2031 dan mulai masif pada 2051. Hidrogen ditargetkan mencapai 52 gigawatt pada 2060," ujarnya.
BACA: Cek Kesiapan Infrastruktur di Bali Menjelang G20, Luhut Soroti Jembatan Keropos
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.