TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan sebesar 3,7 persen, setelah mencatatkan kontraksi sebesar -2,07 persen pada 2020.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia Teuku Riefky menyampaikan penyebaran Covid-19 varian Delta telah menghambat pertumbuhan ekonomi, dari 7,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II 2021 menjadi 3,51 persen pada kuartal II 2021.
Penerapan PPKM guna menahan penyebaran Covid-19 telah membatasi penularan Covid-19 dan memukul sektor transportasi & penyimpanan dan akomodasi, serta makanan dan minuman.
“Selain pertanian, sektor kontributor utama ekonomi Indonesia, seperti manufaktur, perdagangan besar & eceran, dan konstruksi, juga mengalami pertumbuhan yang lebih lambat pada kuartal III/2021,” katanya dalam video conference, Jumat, 4 Februari 2022.
Riefky mengatakan, gelombang kedua Covid-19 juga menahan pertumbuhan seluruh komponen pengeluaran PDB, terutama konsumsi rumah tangga yang menjadi penyumbang terbesar PDB yang hanya tumbuh 1,03 persen yoy pada kuartal III 2021, turun dari 5,93 persen yoy pada kuartal sebelumnya.
Di samping itu, tingkat inflasi sepanjang 2021 tercatat berada di bawah target BI 2 hingga 4 persen. Rendahnya tingkat inflasi pada tahun lalu menunjukkan bahwa permintaan domestik belum kembali pulih sepenuhnya.